Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ahli Retina sekaligus Kepala Departemen Oftalmologi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada. Muhammad Bayu Sasongko, mengungkap bahwa penyakit diabetes yang tidak terkontrol dengan baik berisiko retinopati diabetik yang berujung mengganggu penglihatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengungkap bahwa diabetes yang tidak terkontrol dengan baik akan merusak pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk pada mata. “Salah satu bagian penting di mata yaitu retina, isinya sensor penglihatan yang kaya akan jaringan dari pembuluh darah, nah, ketika diabetes sudah berlanjut apalagi tidak terkontrol dapat mengakibatkan kerusakan pada sel-sel retina yang berfungsi sebagai sensor penglihatan,” ujar Bayu dalam diskusi online pada 10 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dan kerusakan (penglihatan) yang diakibatkan itu permanen biasanya,” tambahnya.
Retinopati diabetik adalah salah satu bentuk komplikasi diabetes melitus, di mana kadar gula yang tinggi pada akhirnya mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah retina mata, terutama di jaringan-jaringan yang sensitif terhadap cahaya.
Adapun gangguan penglihatan yang dapat dialami pasien yang telah mengalami retinopati diabetik yakni penglihatan kabur hingga mempercepat munculnya katarak. “Namun katarak itu kalau kondisi retinanya masih relatif baik, kemudian yang selanjutnya bisa juga muncul glukoma, ini biasanya terjadi pada stadium lanjut, dan tahap lanjut itu penglihatan sudah tidak bagus dan itu permanen, jadi tidak bisa disembuhkan penglihatannya,” kata Bayu.
Lebih lanjut, dia menerangkan bahwa pasien yang telah mengalami diabetes selama 10-15 tahun umumnya akan mengalami tanda retinopati, namun, jika selama waktu tersebut diabetes selalu dikontrol dengan baik dengan bantuan dokter progres risiko retinopati dapat diperlambat.
Ia juga menyoroti pentingnya deteksi dini retinopati diabetik, sebagai langkah krusial dalam manajemen diabetes dan pencegahan komplikasi yang lebih lanjut. Kalau itu terdeteksi awal, perawatan itu bisa menahan laju dengan signifikan, jadi kualitas penglihatan masih baik walaupun sebenarnya sudah retinopati. Kemudian skrining deteksi dini supaya kasus itu ketahuan di awal sehingga kita bisa bergerak atau bisa menata laksana itu lebih dini,” kata Bayu.