Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Selain Jamur Kapang, 2 Bakteri Ini Berpotensi Ada pada Baju Bekas Impor

Alasan pemerintah melarang penjualan baju bekas impor salah satunya karena membawa penyakit.

23 Maret 2023 | 13.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suasana penjualan pakaian impor bekas di Pasar Senen, Jakarta, Kamis 16 Maret 2023. Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan melarang bisnis baju bekas impor atau thrifting yang saat ini tengah populer di masyarakat. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melarang penjualan baju bekas impor. Menurut dia, praktik jual beli baju bekas impor merugikan pengusaha tekstil dalam negeri dan membawa penyakit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu efek kesehatan penggunaan baju bekas adalah infeksi jamur kapang. Jamur ini berwarna hitam putih, terkadang bisa berwarna hitam kehijauan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip laman Universitas Muhammadiyah Surabaya, jamur kapang menyebabkan bau apek atau tanah pada pakaian. Mereka tumbuh bercabang-cabang dan membentuk serabut. Jamur kapang bisa ditemukan di permukaan pakaian, dan bisa dilihat dengan mata telanjang. 

Jamur kapang dapat mengakibatkan gatal-gatal, reaksi alergi, iritasi, dan keracunan. Terutama saat pakaian bekas dikenakan sebelum dicuci dengan bersih dan benar. 

Namun, perlu diketahui bahwa jamur kapang tidak akan hilang dari pakaian bekas. Meskipun sudah berkali-kali dicuci dan direndam dengan air panas.

Selain jamur kapang, pakaian bekas juga berpotensi menyimpan bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Scherichia coli

Bakteri Staphylococcus aureus yang menempel pada pakaian kotor mampu menyebar ke pakaian lain. Mereka dapat menyebabkan infeksi kulit dan meracuni makanan yang mengakibatkan penyakit. 

Scherichia coli merupakan bakteri dalam keluarga E coli. Mereka tidak kasat mata dan hanya bisa dilihat menggunakan mikroskop. 

Bakteri Scherichia coli dapat mengakibatkan kutil. Meski tergolong tidak berbahaya, petumbuhan kutil bisa sangat cepat dan menganggu penampilan kulit.

DELFI ANA HARAHAP

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus