Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Seni Pangkas Rambut ada di Relief Candi Borobudur?

Bagaimana sejarah barbershop di Indonesia? Apakah benar seni pangkas rambut ada di relief Candi Borobudur?

21 Juli 2018 | 06.40 WIB

Image of Tempo
Perbesar
(Ki-Ka) Fatsi Hakim, Director dan Founder Chief Company; Helena Abidin, Marketing Director BMW Indonesia; Oky Andries, Marketing Director dan Founder Chief Company

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Zaman sekarang sebulan atau 2 bulan sekali banyak dari pria menyempatkan diri pergi ke barbershop untuk merapikan atau mengganti gaya rambut sesuai dengan karakter dan kepribadian.

Baca: Jokowi Potong Rambut di Tukang Cukur Bogor, Ini Tarifnya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fatsi Hakim, Director Chief Company mengatakan pihaknya meyakini berkembangnya gaya hidup ini tidak lepas dari sejarah munculnya seniman cukur di Indonesia. "Hal inilah yang menginspirasi kami mencari dan menemukan akar budaya potong rambut dan barbershop di Indonesia melalui Chief Barber Voyage 2018 dengan tema On a Mission Discovering the Origin," katanya saat temu pers Chief Barber Voyage 2018 di kawasan Kemang, Jakarta, Kamis 19 Juli 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari hasil riset tim Chief Company, sejarah munculnya tukang pangkas rambut dimulai sejak 1677 saat terjadi konflik Amangkurat II dan pemberontakan Darul Islam (DI)/ Tentara Islam Indonesia (TII) di Jawa Barat 1949-1950 yang menyebabkan terjadinya urbanisasi masyakarat ke luar daerahnya mencari penghidupan yang lebih baik. Bahkan sumber sejarah di Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde alias Lembaga Ilmu Bahasa, Negara dan Antropologi Kerajaan Belanda mengungkapkan bahwa tahun 1911 pangkas rambut dilakukan pemangkas rambut orang Madura di Surabaya dan 1931 orang Tionghoa di Medan.

Baca: Bingung Mau Potong Rambut?

Berdasarkan fakta sejarah tersebut, Chief Barber Voyage 2018 akan menjelajah sejauh 3,168 kilometer di 20 kota di Indonesia. Beberapa daerah itu adalah Medan, Padang, Palembang, Surabaya, Madura dan Bali serta singgah di beberapa kota lain sepanjang perjalanan. “Dipilihnya kota-kota tersebut karena adanya indikasi kemunculan tradisi barbershop sekaligus perkembangan pesat barbershop berkonsep modern yang terlihat dari munculnya beragam barbershop yang menawarkan pelayanan dan gaya rambut dengan akar asal dari Garut, Madura dan Padang,” kata Fatsi.

Marketing Director Chief Company Oky Andries menjelaskan, tahun lalu ia dan Fatsi sudah melakukan Chief Barber Voyage 2017 dalam memetakan perkembangan barbershop di Asia Tenggara, Eropa dan juga Rusia. Mereka pun sempat melakukan kunjungan ke daerah Yogyakarta, tepatnya candi Borobudur.

Oky mengatakan mereka ke Yogyakarta karena candi Borobudur salah satu saksi mati peradaban negara Indonesia, mungkin memiliki bukti tentang sejarah seni memangkas rambut. Tidak disangka mereka menemukannya. "Oleh pemandu wisat di Borobudur, kami diperlihatkan relief pangkas rambut di dinding Candi Borobudur. Bentuknya orang sedang memotong rambut pelanggannya," kata Oky.

Baca: Bedanya Potong Rambut di Salon dan Barbershop 

Oky pun berniat mengulik lebih dalam tentang seni potong rambut itu di beberapa kota lain di Indonesia. Dalam misi kali ini Fatsi dan Oky menjalin kerja sama dengan BMW Indonesia yang bersedia mengoperasikan mobil jenis SAV teranyar, The All-New BMW X3, untuk mendukung perjalanan tim. Mereka direncanakan mengawali perjalanan dari Medan pada akhir bulan ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus