Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Sophia Latjuba Pilih Diet Vegan, Apa Itu?

Diet vegan dipilih Sophia Latjuba sebagai gaya hidupnya. Apa diet vegan itu?

20 Januari 2018 | 06.10 WIB

Sophia Latjuba/ Instagram
Perbesar
Sophia Latjuba/ Instagram

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Artis sekaligus model Indonesia, Sophia Latjuba, telah memilih gaya hidup diet vegan. Hal tersebut bisa dilihat dari beberapa unggahannya di akun Instagram pribadinya yang mengkampanyekan menolak pola hidup dengan mengkonsumsi makanan atau semua produk yang berbahan dasar hewani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Unggahan Sophia Latjuba tentang anti makan daging di Instagram /Instagram

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Lalu, apa sebenarnya diet vegan itu?

Diet vegan adalah pola hidup dimana sama sekali tidak mengkonsumsi apapun yang berasal dari hewan. Hal ini termasuk telur, madu, gelatin atau produk susu. Diet ini juga tidak menggunakan pakaian, sabun, atau produk apapun lainnya yang menggunakan bahan dasar dari hewan.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology meneliti hubungan antara diet nabati berbagai kualitas dengan risiko pengembangan penyakit jantung koroner terhadap 200.000 profesional kesehatan. Para peserta yang mengikuti penelitian ini terdata sebagai orang yang bebas dari penyakit kronis dan mengikuti selama lebih dari dua dekade, mengirimkan pola diet mereka kepada para peneliti setiap dua tahun sekali.

Makanan nabati yang sehat seperti biji-bijian, buah-buahan dan sayuran, kacang-kacangan dan kacang polong, serta minyak sayur, kopi dan teh, mendapat nilai positif, sementara makanan nabati yang kurang sehat seperti jus, minuman manis, biji-bijian olahan, kentang dan kentang goreng, permen dan makanan hewan diberi penilaian negatif.

Hasilnya, mereka yang menganut pola makan nabati sehat memiliki kemungkinan penyakit jantung 32 persen lebih kecil dibandingkan dengan peserta yang menganut pola makan nabati tidak sehat selama penelitian berlangsung.  

Untuk mengurangi resiko penyakit jantung seperti para penganut diet vegan, bukan berarti Anda harus langsung menerapkan pola hidup vegan untuk melindungi kesehatan Anda. Cukup dengan mengurangi ketergantungan Anda pada makanan hewani, terutama menghindari lemak dengan kandungan yang tinggi, sudah sangat membantu. Baca: Selain Advent Bangun, ini Seleb yang Perang Lawan Gagal Ginjal

Menurut Departemen Psikologi Kesehatan dari Universitas Vanderbilt, penganut vegan cenderung memiliki kadar kalsium dan vitamin D yang lebih rendah daripada non-vegan. Namun, penganut vegan dengan asupan kalsium tinggi memiliki risiko patah tulang yang sama dengan non-vegan.

Jika Anda menerapkan pola makan vegan, perhatikan makanan tinggi kalsium, seperti kangkung, sayuran hijau, bok choy dan brokoli. Jeruk juga merupakan sumber kalsium vegan yang bagus. Tingkat kalsium dan vitamin D yang rendah dalam makanan vegan dapat menyebabkan rakitis pada anak-anak. Rakitis adalah kelainan pertumbuhan tulang pada anak yang umumnya disebabkan oleh kekurangan vitamin D dan kalsium.

Mereka yang memilih pola hidup vegan menghadapi tantangan yang lebih besar karena protein pada kebanyakan tumbuhan tidak lengkap dan harus diimbangi dengan mengkonsumsi sumber pelengkap, seperti kacang dan biji-bijian. Tahu, tempe, dan jamur adalah tiga dari banyak alternatif pemberi nutrisi seperti yang ada pada daging.

Pola makan vegan dapat membantu melindungi kesehatan tulang dan jantung, dan menurunkan risiko kanker. Para vegan juga harus melengkapi diet mereka dengan vitamin B-12, yang merupakan suplemen untuk mengganti kadar nutrisi tertentu yang ditemukan pada daging. 

NYTIMES | MEDICALNEWSTODAY | HEALTHYEATING

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus