Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Tanda Bayi Tak Kekurangan ASI Menurut Pakar

Pakar menjelaskan bayi menangis tetapi berkemih 2-3 jam sekali bukan berarti karena tak cukup mendapatkan ASI. Ii sebabnya?

8 Januari 2024 | 09.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi menyusui. SpineUniverse

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis kandungan dan kebidanan Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG, mengatakan bayi menangis tetapi berkemih 2-3 jam sekali bukan berarti karena tak cukup mendapatkan ASI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Lihat bayi bisa buang air kecil, buang air besar cukup banyak, buang air kecil 2-3 jam sekali, hampir sulit dikatakan ASI-nya tidak cukup. Itu menunjukkan dia punya asupan makanan yang cukup," kata anggota Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Kelompok Kerja Penurunan Angka Kematian Ibu dan Stunting POGI itu menuturkan apabila bayi berkemih dan buang air besar teratur, ditambah berat badan tidak turun banyak, ibu harus memiliki keyakinan ASI-nya cukup sehingga tidak perlu memberi bayi makanan tambahan lain macam susu formula, air, atau lainnya.

Bila bayi menangis, ibu bisa mencoba memberinya ASI. Namun, alasan dia menangis bukan selalu karena ingin mendapatkan ASI melainkan karena hal lain seperti kolik, yang menjadi penyebab paling sering, perut kembung, atau semata karena ingin diayun-ayun oleh ibunya. Tetapi, kalau bayi tak kunjung buang air kecil dalam enam jam atau 12 jam maka ibu disarankan membawa bayi ke rumah sakit karena berkemih menjadi tanda pertama tubuh kekurangan cairan.

Kapan butuh suplemen?
Sementara itu, Ketua Satuan Tugas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia Dr. dr. Naomi Esthernita Fauzia Dewanto, SpA(K) mengatakan pada keadaan tertentu ada indikasi dokter spesialis anak dapat memberikan suplemen kepada bayi, salah satunya berat badan.

"Kami tidak membabi buta harus ASI, tahu-tahu anaknya dehidrasi, hipoglikemia. Tetapi, kami pantau, ada rambu-rambunya. Kita harus tahu kapan bisa bertahan tanpa ASI, kapan harus berikan suplementasi," kata Naomi.

Merujuk informasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, tanda bayi mendapatkan cukup ASI yakni buang air kecil 1-2 kali per hari dalam 12-24 jam pertama kehidupan, urine yang sangat pekat dalam beberapa hari pertama dapat terlihat endapan merah bata yang merupakan kristal asam urat, buang air kecil 6-8 kali per hari setelah berusia lima hari. Selain itu, tinja pertama (mekonium) bayi keluar dalam 24 jam pertama. Kolostrum membantu pengeluaran mekonium lebih cepat. Mekonium akan menipis menjadi hijau kecoklatan atau hijau kekuningan dalam 3-6 hari dan lebih dari enam hari tinja ASI sudah terbentuk (cair, bau asam, bergas).

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus