Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Manfaat pada tempe bagi kesehatan tubuh menarik perhatian para peneliti dari berbagai negara tertuang dalam buku berjudul "Tempe" karya Made Astawan, Tutik Wresdiyati, dan Lulu Maknun. Peneliti asing pertama yang meneliti tempe adalah HC Prinsen Geerlings, peneliti asal Belanda yang mulai meneliti kapang yang terlibat dalam fermentasi tempe pada tahun 1895.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 1960, persepsi terhadap tempe sebagai makanan yang dianggap rendahan mulai berkurang akibat para peneliti meneliti tempe lebih dalam, salah satu peneliti itu adalah peneliti asal Cornell University dan USDA, Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain Eropa dan Amerika Serikat, tempe juga menyebar di belahan dunia lainnya seperti Australia dan negara-negara Asia Tenggara yang jaraknya dekat dari Indonesia. Di Australia sendiri, penelitian terhadap tempe dimulai sejak 1977.
Kandungan gizi pada tempe cukup untuk memenuhi gizi harian tubuh manusia. Berikut adalah kandungan gizi pada tempe beserta manfaatnya dilansir dari staffuny.ac.id:
1. Asam Lemak
Selama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan derajat ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk (polyunsaturated fatty acids, PUFA) meningkat jumlahnya. Asam lemak tidak jenuh memiliki efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.
2. Vitamin
Dua kelompok vitamin yang terkandung pada tempe adalah larut air (vitamin B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam
nikotinat (niasin), vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin).
3. Mineral
Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Kapang tempe menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat, yaitu asam mengikat beberapa mineral
menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.
4. Antioksidan
Tempe mengandung suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon. Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan yang penting bagi tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas.
Lalu bagaimana cara mengolah tempe agar kandungan di dalamnya tidak rusak?
Agar mendapat protein yang maksimal dari tempe, sebaiknya mengkonsumsi tempe dengan tidak menggorengnya, melainkan dengan cara direbus, dikukus, ataupun dibacem. Hal tersebut dikarenakan menggoreng tempe dapat mengeluarkan minyak yang terdapat di dalam kedelai dan menggantikan lemak tak jenuh tersebut dengan minyak yang digunakan untuk menggoreng tempe.
Mengonsumsi tempe dalam keadaan mentah tidak dianjurkan, dikarenakan kedelai dalam tempe memiliki kandungan nongizi yang harus diaktifkan.
VALMAI ALZENA KARLA