Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Tingkat Stres Sosial Pengaruhi Kepadatan Tulang, Ini Studinya

Tingkat stres sosial bisa mempengaruhi penurunan kadar kepadatan mineral tulang. Cara mencegahnya?

14 Agustus 2019 | 07.35 WIB

Senam lansia yang teratur akan membuat ketahanan fisik yang lebih baik, ketimbang lansia yang tidak pernah berolah raga sama sekali.
Perbesar
Senam lansia yang teratur akan membuat ketahanan fisik yang lebih baik, ketimbang lansia yang tidak pernah berolah raga sama sekali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam penelitian Universitas Arizona yang diterbitkan dalam jurnal Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat itu disebutkan bahwa tingkat stres sosial cukup mempengaruhi penurunan kadar kepadatan mineral tulang (bone mineral density atau BMD). Para peneliti juga memperhitungkan faktor-faktor lain yang dapat berdampak pada kesehatan tulang, seperti usia, pendidikan, masalah kesehatan kronis, berat badan, kebiasaan merokok, penggunaan alkohol, terapi hormon, usia menopause, aktivitas fisik, dan riwayat patah tulang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dokter sekaligus Direktur Kesehatan Lansia di Sistem Kesehatan Universitas Virginia, JoAnn Pinkerton, menyatakan dari penelitian ini terlihat bahwa wanita lansia yang mengelola stresnya lebih baik mungkin memiliki tulang lebih sehat dan risiko patah tulang lebih rendah. "Para wanita lansia yang mengalami kecemasan atau memiliki tingkat stres sosial yang lebih tinggi memerlukan perhatian, terapi kognitif, strategi menenangkan diri, yoga, konseling, dan jika diperlukan, obat-obatan untuk menurunkan tingkat stres," ujar dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ketika seorang perempuan menderita osteoporosis, kata Pinkerton, ada beberapa hal yang dapat mereka lakukan untuk mencegah tulang menjadi lebih rapuh. "Mengkonsumsi kalsium dan vitamin D, serta melakukan latihan kekuatan dapat mencegah keropos tulang lebih lanjut."

Adapun beberapa jenis obat-obatan yang bisa dikonsumsi penderita osteoporosis adalah Fosamax (alendronate sodium), Actonel (risedronate sodium), dan Boniva (ibandronate sodium). Obat-obat itu bekerja dengan memperlambat proses regenerasi tulang. Dengan demikian, tubuh punya waktu untuk menumbuhkan tulang dan membuat kemungkinan terjadinya patah tulang lebih kecil.

Pinkerton menjelaskan, banyak lansia penderita osteoporosis yang menolak pengobatan. Sebab, obat-obatan tersebut dapat menyebabkan mual dan sakit perut, juga efek samping lainnya. "Namun efek samping obat osteoporosis lebih jarang terjadi. Sementara itu, kejadian patah tulang mungkin akan mengubah hidup seorang lansia."

REUTERS | PRAGA UTAMA | KORAN TEMPO

Praga Utama

Praga Utama

Lulusan Jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran pada 2011. Bergabung dengan Tempo di tahun yang sama sebagai periset foto. Pada 2013 beralih menjadi reporter dan saat ini bertugas di desk Wawancara dan Investigasi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus