Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari Anak Nasional (HAN) tengah diperingati pada Kamis, 23 Juli 2020. Perayaan Hari Anak Nasional tahun ini tidak seperti perayaan tahun-tahun sebelumnya. Akibat pandemi virus corona, berbagai kegiatan pun akhirnya ditunda dan ditiadakan. masyarakat pun harus beradaptasi dengan keadaan new normal.
Pandemi corona pun berdampak pada anak. Hal ini dimulai dari kurangnya kesempatan anak untuk bermain dan belajar secara bebas di alam terbuka, hingga minimnya keleluasaan mereka dalam bersosialisasi bersama teman-teman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal tersebut secara tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi fisik dan mental anak. Contohnya, mereka menjadi kurang bahagia, mudah stres hingga depresi. Sebagai orang tua, Anda pasti tak ingin kejadian tersebut menimpa anak, bukan?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk itu, penting bagi orang tua agar selalu membekali anak dengan berbagai cara dalam menjaga keceriaannya meski di rumah saja. Dalam merealisasikan hal tersebut, Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Annisa Rahmania Yulman pun membagikan tipsnya.
Pertama, wanita yang akrab disapa Ninis itu mengimbau agar orang tua selalu menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Selain memperhatikan asupan makanan yang bergizi seimbang, ini juga dilakukan lewat menghindari gaya hidup kurang gerak.
“Untuk mencapai kualitas kehidupan yang baik dan aktif, anak diharuskan makan makanan yang sehat dan bernutrisi seperti karbohidrat, lemak dan protein. Melakukan aktivitas fisik selama minimal 30 menit setiap hari juga penting,” katanya dalam webinar Bicara Sehat RSUI pada 23 Juli 2020.
Penggunaan gadget juga harus diawasi dengan bijak. Sebab, teknologi yang digunakan secara berlebihan juga bisa menimbulkan berbagai risiko buruk pada anak. Ini termasuk adiksi seperti anak sulit konsentrasi hingga mudah tantrum.
“Orang tua harus mempunyai dalih dan strategi untuk mengatur screen time anak. Untuk anak 0-1 tahun, tidak boleh ada screen time. Sedangkan untuk anak di atas usia 1-2 tahun, orang dewasa harus selalu mendampingi anak-anak dalam memanfaatkan gawainya. Usahakan 30 menit sekali istirahat,” katanya.
Ninis itu juga menjelaskan bahwa pergerakan anak yang mencakup motorik kasar dan motorik halus tetap harus terpenuhi selama masa pandemi ini. “Motorik kasar dan motorik halus wajib seimbang dan hal tersebut merupakan kewajiban orang tua untuk menciptakan permainan yang menyenangkan dan mempertimbangkan pergerakan motoriknya,” katanya.
Terakhir dan tak kalah penting, orang tua dituntut kreatif untuk bisa bermain bersama anak. “Anak-anak di masa pandemi ini banyak kehilangan waktu bermain di luar rumah. Jadi sebagai orang tua, Anda perlu memenuhi kebutuhan dan kreativitasnya sehingga walaupun anak terpaksa bermain dalam rumah, tidak mengalami kebosanan,” katanya.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA