Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah video salah satu siswa SD asal Bojonegoro, Jawa Timur, viral karena membawa bekal dengan lauk ulat sagu. Apakah ulat sagu boleh dikonsumsi?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ulat sagu adalah ulat yang hidup di dalam pohon sagu dan telah menjadi makanan tradisional di beberapa wilayah, khususnya di Papua dan Maluku.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ulat sagu biasanya diolah dengan berbagai cara seperti digoreng dan dipanggang. Berikut beberapa manfaat ulat sagu.
1. Sumber protein
Merujuk jurnal.unimus.ac.id, selain mengandung berbagai jenis asam amino esensial dan bernilai ekonomis, ulat sagu mengandung protein tinggi dan kolesterol rendah.
2. Baik untuk pencernaan
Dikutip dari Health Guide, serat makanan yang terdapat dalam ulat sagu membantu pencernaan makanan sehingga mencegah risiko sembelit dan perut kembung. Hal itu juga dapat dengan mudah dicerna dan meningkatkan metabolisme.
3. Menguatkan tulang dan gigi
Ulat sagu kaya akan mineral seperti kalsium dan magnesium yang membantu memperkuat tulang dan gigi kita. Makanan ini memberikan asupan nutrisi yang baik untuk tulang.
4. Digunakan untuk keperluan farmasi
Ulat sagu mengandung asam lemak seperti asam linoleat, asam palmitat dan asam stearat yang banyak digunakan di beberapa obat. Ulat sagu juga kaya akan asam amino seperti asam aspartat, arginin, Isoleusin, alanin, lisin dan tirosin.
5. Menurunkan kadar gula darah
Ulat sagu adalah makanan sehat bagi penderita diabetes karena rendah gula dan dapat membantu menjaga kadar gula. Selain itu, juga membantu menurunkan kadar kolesterol dan mengurangi risiko penyakit lain.
Pilihan Editor: Ulat Sagu, Kuliner Ekstrem Khas Papua yang Kaya Protein