Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Waspada Penyakit Crohn, Ini Gejalanya

Pada awal 2008 hingga 2014, prevalensi penyakit Crohn berdasarkan hasil endoskopi seluruh rumah sakit di Indonesia adalah 1,0-18 persen.

10 Januari 2019 | 13.16 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta – Penyakit Crohn atau yang lebih sering di singkat sebagai PC mungkin masih terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia. Namun, menurut sebuah data statistik, pada awal 2008 hingga 2014, prevalensi PC berdasarkan hasil endoskopi di seluruh rumah sakit di Indonesia adalah 1,0-18,3 persen. Hal ini lantas membuktikan bahwa kasus penyakit Crohn yang diderita oleh masyarakat Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Baca juga: 8 Macam Sakit Perut Akut dan Maknanya

“Crohn merupakan penyakit radang usus kronis yang meyebabkan peradangan pada seluruh lapisan dinding sistem pencernaan mulai dari mulut sampai anus," kata Sasza Chyntara, mahasiswi program doktor dari Departement of Materials, Universitas Oxford Inggris, di Gedung Universitas Atmajaya Jakarta pada Rabu, 9 Januari 2019.

Ia juga menjelaskan tentang reaksi yang ditimbulkan para penderita, agar masyarakat dapat mengantisipasi dan melakukan pengecekan medis jika mengalaminya. “Oleh karena peradangan yang meluas dan melibatkan semua lapisan dinding usus, umumnya penderita akan merasakan nyeri pada perut bagian bawah kanan dan diare," kata dia.

Selain itu, penderita juga dapat mengalami penurunan berat badan, peradangan pada sendi, ruam kulit, demam dan peradangan pada bagian belakang mata.

Meski belum diketahui pasti penyebabnya, juga belum ada penjelasan yang memadai tentang pola distribusi penyakit ini, Sasza menyebut bahwa penyakit Crohn melibatkan beberapa faktor seperti genetik, sistem imun, dan merokok.

“Sampai saat ini memang belum diketahui pasti penyebabnya. Tapi, teori yang paling populer adalah sistem imunitas atau kekebalan tubuh penderita PC yang tidak bereaksi secara normal terhadap bakteri, makanan, dan substansi lain yang dianggap zat asing,” kata Sasza, menambahkan.

Saat ini, rangkaian pengobatan untuk penyakit Crohn sudah tersedia. Ini meliputi suplemen nutrisi, obat-obatan, hingga tindakan operasi.

“Ada beberapa cara untuk menyembuhkan penyakit ini. Pertama, bisa dengan suplemen nutrisi karena pada penderita penyakit Crohn, usus tidak mampu menyerap nutrisi secara optimal," tuturnya. 

Kedua, bisa dengan obat-obatan karena bakteri yang menimbulkan penyakit Crohn dapat mencetuskan inflamasi kronis sehingga bisa ditangkal dengan antibiotik. "Ketiga, bisa dengan cara operasi, jadi bakteri jahat akan dipotong untuk menghentikan penyebarannya menjadi lebih luas,” kata Sasza.

Baca juga: 4 Makanan yang Wajib Dikonsumsi ketika Diare

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus