Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

10 Kuil Buddha di Korea Selatan Ada yang Tawarkan Program Menginap dan Meditasi

Salah satu Kuil Buddha di Korea Selatan memiliki patung yang dibangun dari pohon juniper Indonesia

22 Januari 2024 | 07.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kuil Bongeunsa, Korea Selatan. Unsplash.com/Yamin Ohmar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kuil Buddha di Korea Selatan merupakan pusat kebudayaan yang dinamis. Beragam festival ada acara diadakan di kuil sepanjang tahun. Bahkan beberapa kuil menawarkan pengalaman unik menginap di kuil untuk wisatawan. Mereka dapat merasakan kehidupan biara Buddha, meditasi dan upacara tradisional lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Situs kuno ini ada yang terletak di hutan, pegunungan, atau dekat aliran sungai yang tenang. Sebagian besar kuil ini berasal dari Dinasti Goryeo dan Joseon. Arsitekturnya, ditandai dengan warna-warna cerah dan ukiran kayu yang rumit, terlihat harmonis dengan alam. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beberapa hal yang perlu diingat, meski tidak ada biaya masuk, program menginap khusus disertai dengan harga yang bervariasi berdasarkan jenis pengalaman dan aktivitas. Disarankan menggunakan pakaian yang nyaman dan penuh hormat saat mengunjungi kuil. 

Musim semi, April hingga Juni, dan musim gugur, September hingga November, merupakan waktu yang ideal untuk mengunjungi kuil-kuil di Korea Selatan. Cuacanya sejuk dan pemandangannya indah. 

Berikut ini beberapa kuil Buddha di Korea Selatan

1. Kuil Haedong Yonggungsa

Kuil ini terletak di antara gunung dan laut di Korea. Dibangun pada tahun 1376, oleh oleh guru Buddha yang dihormati, Naong pada masa dinasti Goryeo. Sempat hancur saat perang namun dibangun kembali pada tahun 1970. Kuil Buddha ini cukup langka karena berada di tepi laut. Puncaknya adalah pendakian 108 anak tangga dan keberadaan lentera batu di sepanjang medan terjal. Kuil ini terkenal dengan keindahan matahari terbit dan arsitektur penuh warna. 

2. Kuil Tapsa

Kuil Tapsa terkenal dengan banyaknya menara batu kuno, yang dibangun secara unik tanpa mortar atau penyangga. Letaknya sekitar 1,9 kilometer dari area parkir selatan Gunung Maisan di Jeollanam-do. Menara-menaranya memiliki bentuk yang bervariasi dari struktur berbentuk kerucut hingga lurus.

Dari 120 menara, kini hanya tersisa 80 menara. Yang paling menonjol, Cheonjitap, terdiri dari dua menara kembar yang masing-masing berdiri setinggi 13,5 meter, menghadap utara dan selatan. Menurut legenda, pendirinya Lee Gapyong yang membangun menara itu sendirian pada akhir tahun 1800-an. 

3. Kuil Seokbulsa

Kuil Seokbulsa terletak di dekat Busan. Didirikan pada tahun 1930-an oleh Biksu Jo Ilhyeon. Kuil ini awalnya bernama Pertapaan Byeongpungam. Letaknya di punggung bukit yang menghubungkan Pegunungan Geumjeongsan dan Baegyangsan.  Dikelilingi oleh dinding batu yang mengesankan, kuil ini terkenal dengan patung-patungnya yang mencolok. Termasuk Bodhisattva Avalokitesvara berwajah 11 dan Buddha Maitreya yang sedang duduk.

4. Kuil Baegyangsa

Kuil Baegyangsa didirikan pada tahun 632 M pada Dinasti Baekje. Kuil ini berada di Taman Nasional Naejangsan. Dibangun kembali pada tahun 1574, dengan renovasi berikutnya, kuil ini mendapat julukan “Kuil Domba Putih”, yang terinspirasi oleh legenda domba yang tertarik pada pembacaan sutra.  Aset budaya seperti Aula Daeungjeon dan Gerbang Sacheonwangmun berkontribusi terhadap pentingnya kuil ini. Pagoda sembilan lantai yang terkenal berdiri di belakang Aula Daeung-jeon. 

5. Kuil Tongdosa

Kuil Tongdosa cukup terkenal di Korea. Kuil ini juga tidak biasa karena tidak ada patung Buddha besar di dalam aula utama maupun di halamannya. Didirikan pada tahun 646 M oleh Master Jajang, Tongdosa termasuk kuil terbesar di Korea Selatan. ada 65 bangunan dan 800 aset budaya. Uniknya, Beopdeung atau lilin kuil telah menyala terus menerus selama lebih dari satu milenium.

Kuil Jogyesa di Seoul, Korea Selatan. Unsplash.com/William Warby

6. Kuil Bongwonsa

Terletak di tepi Gunung Ansan di Bongwon-dong, Seodaemun-gu, Seoul, Kuil Bongwonsa yang bersejarah dibangun pada tahun 889 Masehi.  Fitur penting di dalam kuil ini adalah pohon pagoda berusia 500 tahun. Selain itu, juga ada kolam teratainya yang indah. Setiap musim panas, kuil ini menyelenggarakan Festival Budaya Bunga Teratai Seoul. Pada tanggal 6 Juni setiap tahun, kuil ini merayakan Yeongsanjae. Acara budaya yang menampilkan musik dan tarian kuil tradisional Buddha (Beompae), yang menawarkan pengunjung sekilas tentang seni Buddha.

7. Kuil Jogyesa

Kuil ini terletak di area perkotaan Soeul. Awalnya diririkan sebagai Kuil Gakhwangsa pada tahun 1910 selama masa pendudukan Jepang. Kuil Jogyesa menawarkan pengalaman menginap yang berfokus pada meditasi dan relaksasi. Peserta dapat mengikuti aktivitas seperti pelayanan Buddha, berbagi pekerjaan, berpartisipasi dalam upacara minum teh, dan membuat lentera teratai.  Selain itu, kuil ini merupakan lokasi utama Festival Lentera Teratai tahunan untuk merayakan ulang tahun Buddha. Selama festival ini, lentera yang menyala menerangi kuil dan jalan-jalan utama Seoul, menciptakan suasana meriah.

8.  Kuil Golgulsa

Kuil Golgulsa terletak di tebing batu kapur di Gunung Hamwol. Di dalamnya terdapat 12 gua batu kapur yang cukup besar dan menampilkan relief Buddha yang menonjol yang diukir di bagian paling atas tebing.

Kuil ini terkenal sebagai pusat pelatihan Sunmudo, kombinasi unik Zen dan seni bela diri yang diturunkan selama berabad-abad. Wisatawan dapat menginap di kuil ini dan mengikuti pelatihan seni bela diri tersebut. 

9. Kuil Waujeongsa

Kuil ini didirikan pada tahun 1970 oleh Kim Hae-Geun. Kuil Waujeongsa berdiri sebagai simbol harapan reunifikasi Korea dan merupakan tempat lahirnya Ordo Nirwana Buddha Korea. Saat masuk wisatawan akan disambut oleh Buldu, patung kepala Buddha terbesar. Sedangkan di dalam kuil terdapat Wabul, patung Buddha berbaring. Patung ini dibuat dari pohon juniper Indonesia, berukuran tinggi 3 meter dan panjang 12 meter.

10. Kuil Bongeunsa

Kuil Bongeunsa kuno terletak di lereng Gunung Sudo. Didirikan pada tahun 794, kuil ini terkenal dengan patung Buddha Maitreya yang menjulang setinggi 23 meter. Di dalamnya terdapat lebih dari 3.000 kitab Buddha dalam 13 kategori. Wisatawan dapat mengikuti program 48 jam yang menawarkan sekilas kehidupan biara, termasuk upacara minum teh, layanan Budha, dan meditasi Zen.

LIFESTYLE ASIA 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus