Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

4 Keunggulan Detektif Sherlock Holmes, Tokoh Fiksi Karya Arthur Conan Doyle

Sherlock Holmes tokoh detektif fiksi karya pengarang asal Skotlandia, Sir Arthur Conan Doyle

6 November 2022 | 12.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Film Enola Holmes 2 merupakan sekuel untuk film orisinal dari Netflix. Millie Bobby Brown kembali memerankan karakter utama tersebut yang didampingi Henry Cavill sebagai Sherlock Holmes.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sherlock Holmes tokoh detektif fiksi karya pengarang asal Skotlandia, Sir Arthur Conan Doyle. Doyle membuat tokoh fiksi Sherlock Holmes terinspirasi sosok Joseph Bell atasannya di Royal Infirmary of Edinburgh, Skotlandia. Tak hanya Bell, dokter bedah Sir Henry Littlejohn juga inspirasi Doyle dalam membuat penokohan Sherlock Holmes. Kedua orang itu selalu membuat kesimpulan melalui pengamatan dihubungkan pemeriksaan ferhadap suatu hal untuk mengungkap kasus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Belum lama film Enola Holmes 2 tayang di Netflix pada 4 November 2022. Film itu bercerita tentang lika-liku merintis karier sebagai detektif swasta. Kasus pertama yang ditangani Enola tentang hilangnya seorang pekerja perempuan di pabrik korek api. Enola menyadari, ia tidak bisa bekerja sendiri. Ia mengajak orang-orang terdekatnya untuk membantu, termasuk kakaknya, Sherlock Holmes, untuk membantunya. 

Daya pikat tokoh fiksi Sherlock Holmes

Karakter Holmes disukai banyak penggemar karena keunikan penampilan, metode, dan cara berpikirnya. Sherlock Holmes dalam Guinness Books of Records sebagai tokoh yang paling banyak diperankan dalam teater, film, serial televisi animasi, dan drama radio, dikutip dari laman Guinness World Records.

Baca: Mengenal Tokoh Fiksi Detektif Sherlock Holmes

Buku Sherlock Holmes. Wikipedia

1. Metode deduksi

Metode penyimpulan dari umum ke khusus atau deduksi ala Sherlock Holmes menggunakan pendekatan diagnosis seperti dokter memeriksa penyakit pasien. Metode itu memperkuat deduksi Holmes seperti ilmiah. Conan Doyle memasukkan metode itu dalam tokoh Sherlock Holmes terinspirasi Sir Henry Littlejohn.

2. Pendekatan forensik

Pengalaman Doyle ketika kuliah kedokteran terinspirasi Joseph Bell. Doyle sering membantu Bell melakukan pemeriksaan jenazah secara langsung. Doyle mempelajari banyak metode olah tempat kejadian perkara yang dimasukkan dalam kisah fiksi detektif.

3. Mengamati berbagai hal kecil 

Holmes selalu menebak karakter setiap orang yang ditemui berdasarkan petunjuk yang sangat kecil. Holmes menganggap, secara khusus itu sangat penting memperhatikan berbagai hal yang tampak tidak berhubungan. "Merupakan keyakinan saya, hal-hal kecil adalah yang paling penting," kata Holmes  dikutip dari A Case of Identity.

Holmes juga tak membiarkan penilaian awal mengaburkan hasil akhir kesimpulan. Observasi atau pengamatam tanpa prasangka menjadi prinsipnya sebagai detektif.

4. Eksentrik

Sikap eksentrik Holmes dianggap menjadi keunikan tersendiri dari detektif fiksi lainnya yang mudah diingat oleh pembaca. Holmes sosok jenius yang sangat keras kepala, pandai bermain biola, suka mengonsumsi alkohol ketika tidak ada kasus. Holmes memiliki pengetahuan mumpuni untuk memecahkan kasus kriminal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus