Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sherlock Holmes tokoh detektif fiksi karya pengarang asal Skotlandia, Sir Arthur Conan Doyle. Doyle membuat tokoh fiksi Sherlock Holmes terinspirasi sosok Joseph Bell atasannya di Royal Infirmary of Edinburgh, Skotlandia. Tak hanya Bell, dokter bedah Sir Henry Littlejohn juga inspirasi Doyle dalam membuat penokohan Sherlock Holmes. Kedua orang itu selalu membuat kesimpulan melalui pengamatan dihubungkan pemeriksaan ferhadap suatu hal untuk mengungkap kasus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Belum lama film Enola Holmes 2 tayang di Netflix pada 4 November 2022. Film itu bercerita tentang lika-liku merintis karier sebagai detektif swasta. Kasus pertama yang ditangani Enola tentang hilangnya seorang pekerja perempuan di pabrik korek api. Enola menyadari, ia tidak bisa bekerja sendiri. Ia mengajak orang-orang terdekatnya untuk membantu, termasuk kakaknya, Sherlock Holmes, untuk membantunya.
Daya pikat tokoh fiksi Sherlock Holmes
Karakter Holmes disukai banyak penggemar karena keunikan penampilan, metode, dan cara berpikirnya. Sherlock Holmes dalam Guinness Books of Records sebagai tokoh yang paling banyak diperankan dalam teater, film, serial televisi animasi, dan drama radio, dikutip dari laman Guinness World Records.
Baca: Mengenal Tokoh Fiksi Detektif Sherlock Holmes
Buku Sherlock Holmes. Wikipedia
1. Metode deduksi
Metode penyimpulan dari umum ke khusus atau deduksi ala Sherlock Holmes menggunakan pendekatan diagnosis seperti dokter memeriksa penyakit pasien. Metode itu memperkuat deduksi Holmes seperti ilmiah. Conan Doyle memasukkan metode itu dalam tokoh Sherlock Holmes terinspirasi Sir Henry Littlejohn.
2. Pendekatan forensik
Pengalaman Doyle ketika kuliah kedokteran terinspirasi Joseph Bell. Doyle sering membantu Bell melakukan pemeriksaan jenazah secara langsung. Doyle mempelajari banyak metode olah tempat kejadian perkara yang dimasukkan dalam kisah fiksi detektif.
3. Mengamati berbagai hal kecil
Holmes selalu menebak karakter setiap orang yang ditemui berdasarkan petunjuk yang sangat kecil. Holmes menganggap, secara khusus itu sangat penting memperhatikan berbagai hal yang tampak tidak berhubungan. "Merupakan keyakinan saya, hal-hal kecil adalah yang paling penting," kata Holmes dikutip dari A Case of Identity.
Holmes juga tak membiarkan penilaian awal mengaburkan hasil akhir kesimpulan. Observasi atau pengamatam tanpa prasangka menjadi prinsipnya sebagai detektif.
4. Eksentrik
Sikap eksentrik Holmes dianggap menjadi keunikan tersendiri dari detektif fiksi lainnya yang mudah diingat oleh pembaca. Holmes sosok jenius yang sangat keras kepala, pandai bermain biola, suka mengonsumsi alkohol ketika tidak ada kasus. Holmes memiliki pengetahuan mumpuni untuk memecahkan kasus kriminal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.