Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Alasan Lampu Diredupkan saat Pesawat akan Mendarat

Seperti membuka penutup jendela, meredupkan lampu saat pesawat akan mendarat juga berhubungan dengan keamanan jika terjadi keadaan darurat.

6 Agustus 2022 | 21.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar
ilustrasi jendela pesawat (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika bepergian dengan pesawat, ada aturan-aturan penerbangan yang tak selalu diketahui penumpang. Salah satunya adalah lampu di dalam pesawat diredupkan saat akan mendarat. Banyak yang menganggap itu ada hubungannya dengan polusi cahaya di sekitar bandara, tapi sebenarnya ini berkaitan dengan keamanan jika terjadi keadaan darurat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pilot Patrick Smith, penulis Cockpit Confidential, mengatakan bahwa itu dilakukan saat mendarat di malam hari atau saat gelap di luar. Penumpang harus siap jika terjadi kecelakaan dan ini membantu untuk bertindak dengan cepat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Peredupan lampu memungkinkan mata untuk menyesuaikan terlebih dahulu dengan kegelapan, sehingga tidak tiba-tiba dibutakan jika sesuatu terjadi dan listrik padam, dan penumpang berlari ke pintu dalam kegelapan atau asap," kata dia, dikutip The Sun, Jumat, 5 Agustus 2022.

Penelitian telah menemukan bahwa dibutuhkan waktu selama 10 menit untuk sepenuhnya menyesuaikan diri dengan ruangan gelap, tapi kabin yang lebih redup akan mempercepatnya.

Pramugari Colin Law mendukung pernyataan ini. "Kerucut mata manusia membutuhkan lima hingga sepuluh menit untuk beradaptasi dari lingkungan yang terang ke lingkungan yang gelap. Untuk mengatasi masalah ini, lampu kabin harus diredupkan atau dimatikan saat take off malam hari," kata dia. 

Bukan hanya lampu redup yang dibutuhkan dalam keadaan darurat. Seorang pramugari menjelaskan bahwa ini juga jadi alasan mengapa penumpang harus membuka penutup  jendela saat lepas landas dan mendarat.

Ini membuat penumpang akan lebih mudah melihat ke luar sehingga mereka dapat dengan cepat mendapatkan orientasi jika terjadi tabrakan.

"Ini agar jika evakuasi diperlukan, pramugari lebih mudah menilai kondisi di luar pesawat untuk menentukan pintu keluar yang dapat digunakan."

Kapten Dave Thomas, kepala pelatihan penerbangan dan teknis British Airways, sebelumnya juga mendukung hal ini. "Ini sebenarnya diharuskan oleh peraturan sehingga penumpang terbiasa dengan jumlah cahaya di luar pesawat jika harus turun dengan tergesa-gesa. Ini adalah semacam pendekatan 'berjaga-jaga' yang kami ambil untuk keselamatan pelanggan kami untuk memastikan penerbangan seaman yang kami bisa," kata dia. 

THE SUN 

Baca juga: Jenis Makanan yang Dilarang Dibawa ke Pesawat

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus