Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Bemain dan Belajar di Ekowisata Bambu Boonpring Andeman, Malang

Anda sedang di Malang? Yuk bermain dan belajar di ekowisata bambu Boonpring Andeman, Desa Sanankerto, Kecamatan Turen Kabupaten Malang.

25 Juni 2019 | 16.23 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Malang - Sebanyak 75 varietas bambu memenuhi kawasan ekowisata Boonpring Andeman, Desa Sanankerto, Kecamatan Turen Kabupaten Malang. Sekitar 65 jenis diantaranya dipamerkan dalam Gebyar Bambu Lira Liru.

Baca: Menggali Potensi Wisata dari Perkebunan Kopi di Papua

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur BUMDesa Samsul Arifin mengatakan arboretum bakal dikembangkan dengan Lembaga Imu dan Pengetahuan Indonesia (LIPI) melibatkan pakar taksonomi bamboo Elisabeth Anita Widjaja. “Meneliti dan identifikasi bambu di sini selama dua hari,” katanya, Senin 24 Juni 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selanjutnya, akan ditambah beberapa jenis bambu koleksi Elisabeth. Selain itu, juga tengah disusun buku mengenai bambu. Kini, rata-rata pengunjung sekitar 750 orang, akhir pekan membludak sampai 3 ribu. Ketua pelaksana Gebyar Bambu Qurrotul Aini mengajak wisatawan untuk belajar dan mengenal tanaman bambu di arboretum.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang ini juga menghadirkan aneka kerajinan berbahan bambu. Meliputi lampu, miniatur kapal, tudung saji, dan ukiran bambu. Semua merupakan kerajinan yang diproduksi rumahan oleh warga Sanankerto. “Mereka menggantungkan hidup dengan bambu,” kata Aini.

Sehingga pengunjung Boonpring bisa belajar mengenal jenis, dan bertanam bambu serta memanfaatkan untuk kerajinan. Bambu ditanam di lahan khusus, berupa hutan bambu di kawasan ekowisata seluas 36,8 hektare yang dikelola badan usaha milik desa Sanankerto.

Gebyar Bambu digelar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melestarian tanaman bambu. Maklum saja bambu menjadi bagian tak terpisahkan dengan sumber air di Boonpring. Selain itu, sumber air juga dimanfaatkan untuk menggerakkan generator. Bekerjasama dengan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang dibangun pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang menghasilkan 20 ribu watt.

“Turbin menggunakan propeller poros vertical,” kata teknisi PLTMH UMM, Suwignyo. Listrik yang dihasilkan untuk aktivitas wisata di Boonpring dan warga sekitar. Listrik dari energi baru terbarukan ini menjadi bagian dari kampanye energi hijau.

Baca: Ekowisata Unggulan di Bekasi, Ada Lutung Jawa dan Elang Bondol

Gebyar Bambu juga diwarnai makan sego empog atau nasi jagung sebanyak 200 porsi. Serta aneka permainan tradisional dan parade musik angklung. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus