Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Padang - Bagi penikmat wisata sejarah, Kota Bukittinggi, Sumatra Barat, harus masuk dalam daftar tujuan liburan berikutnya. Kota kelahiran Bung Hatta itu punya banyak destinasi wisata sejarah yang dapat dikunjungi, mulai dari peninggalan Belanda hingga Jepang, salah satunya Museum Tridaya Eka Dharma.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Museum Tridaya Eka Dharma atau biasa disebut dengan Museum Perjuangan menyimpan banyak senjata tentara Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) dan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Selain itu, museum tersebut juga memajang senjata rampasan perang di Timor-timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Museum ini dimulai dengan gagasan Brigjen Widodo, salah satu pimpinan Tentara Nasional Indonesia (TNI) wilayah Sumatera Tengah. Widodo ketika itu ingin mendirikan sebuah museum untuk memperingati perjuangan dan nilai-nilai yang penting bagi Indonesia. Gagasan ini kemudian dilanjutkan oleh Brigjen Soemantoro, dan museum ini secara resmi diresmikan pada 16 Agustus 1973.
Beberapa koleksi Museum Tridaya Eka Dharma, Bukittinggi. (TE MPO/Fachri Hamzah)
Nama Museum Perjuangan Tridaya Eka Dharma memiliki makna mendalam. Tridaya berarti tiga unsur kekuatan, yang dapat dikaitkan dengan falsafah Minang Tigo Tungku Sajarangan. Nama ini mencerminkan semangat pengabdian dan persatuan dalam perjuangan. Museum ini bertujuan menjadi sarana komunikasi antara generasi, menjaga semangat perjuangan, dan mewariskan nilai-nilai kepahlawanan kepada generasi yang akan datang.
Museum tersebut berada di Kota Bukitinggi. Bukittinggi dipilih sebagai lokasi museum karena kota ini pernah menjadi ibu kota provinsi Sumatera dan ibukota negara Republik Indonesia pada masa PDRI. Oleh karena itu, Bukittinggi memiliki sejarah yang kaya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, dan museum ini memainkan peran penting dalam merawat dan memperingati sejarah tersebut.
Museum Tridaya Eka Dharma berada di depan objek Wisata Lubang Jepang. Dahulunya lokasi museum tersebut merupakan tempat peristirahatan Gubernur Sumatera Tengah.
Saat dikunjungi Tempo, Museum Tridaya Eka Dharma sedang proses renovasi. Namun masih bisa masuk ke dalam museum tersebut. Di bagian depan museum terdapat sebuah Pesawat Harvard B-419 buatan Amerika Serikat.
Masuk ke dalam museum pengunjung akan melihat foto-foto Jenderal TNI dan juga ada foto-foto sejarah pembentukan resimen-resimen militer di Sumatera Tengah. Juga ada beberapa logo Satuan TNI di awal kemerdekaan seperti Logo Divisi IX Banteng.
Tidak hanya itu, pengunjung juga akan melihat berbagai macam senjata mulai dari laras panjang, laras pendek, granat, meriam, senapan otomatis dan radio telekomunikasi. Museum Tridaya Eka Dharma Bukittinggi juga menyimpan radio yang digunakan Ketua PDRI Syafruddin saat Agresi Belanda II di Sumatera.
FACHRI HAMZAH