Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Cerita Turis Amerika Kembalikan Artefak Romawi Kuno yang Dicuri Lewat Pos

Turis itu diketahui mengambil sepotong artefak dari The National Roman Museum.

1 Desember 2020 | 12.33 WIB

Suasana situs bersejarah reruntuhan Kota Yunani dan Romawi kuno di Kirine, Libya, 20 Oktober 2018. REUTERS/Esam Omran Al-Fetori
material-symbols:fullscreenPerbesar
Suasana situs bersejarah reruntuhan Kota Yunani dan Romawi kuno di Kirine, Libya, 20 Oktober 2018. REUTERS/Esam Omran Al-Fetori

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Selalu ada kesempatan untuk memperbaiki kesalahan yang pernah terjadi, termasuk hal-hal terkait "cinderamata" perjalanan. Menurut Insider, The National Roman Museum menerima paket unik dari seorang turis Amerika Serikat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Di dalam paket itu ada batu dan sebuah surat yang ditulis menggunakan pena. Isi surat itu menyatakan penyesalan pengirim karena telah mengambil barang kecil itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Batu itu bukanlah batu biasa. Itu sebenarnya adalah sepotong marmer dari reruntuhan Romawi kuno.

Turis tersebut, seseorang yang diketahui dari Atlanta, menulis, “Maafkan saya karena saya orang Amerika yang begitu bodoh. Saya mengambil sesuatu yang bukan milik saya," bunyi salah satu kalimat dalam surat itu.

Pengirim juga mengatakan ia merasa malu karena juga menulis di atas baru marmer itu. "Saya menghabiskan waktu berjam-jam mencoba menghapus tulisan itu, tetapi tidak berhasil," katanya. Tulisan di batu bertuliskan "Untuk Sam. Salam Cinta, Jess. Roma, 2017".

Direktur museum, Stéphane Verger, mengatakan kepada outlet berita Italia Il Messagero bahwa tindakan permintaan maaf itu mungkin dipicu oleh pandemi Covid-19. "Ini adalah gerakan spontan, tapi buah dari refleksi sadar,” kata Verger. “Mungkin terkurung oleh pandemi virus corona membuatnya sedikit merenung dan menyadarkan hati nuraninya.

Verger juga menambahkan bahwa tindakan itu mungkin juga terinspirasi oleh contoh serupa yang melibatkan dua turis Kanada. Dua turis yang diketahui mencuri artefak dari reruntuhan Pompeii itu mengaku mengalami banyak nasib buruk dalam keluarga mereka sehingga akhirnya mengembalikan artefak itu.

Verger menduga mungkin turis Amerika itu mengembalikan potongan marmer ke museum sebagai cara untuk menghindari nasib yang sama. Atau, mungkin mereka baru saja tumbuh sebagai pribadi dan ingin melakukan hal yang benar. Kutukan atau bukan kutukan, benda itu memang seharusnya kembali ke tempat yang semestinya dan orang itu belajar dari kesalahannya.

TRAVEL AND LEISURE

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus