Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram - Sebanyak lebih dari 83 hotel berbintang di Nusa Tenggara Barat atau NTB khawatir dengan kebijakan pemerintah mengurangi kegiatan Meetings, Incentives, Conventions atau MICE. Sekitar 40-50 persen hotel berpotensi mengalami penundaan atau pembatalan kegiatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Indonesians Hotel General Manager Association (IHGMA) NTB Lalu Kusnawan mengemukakan kesulitan pembatasan kegiatan di luar daerah. Selain pendapatan hotel, pengurangan kegiatan juga mengancam para UMKM, seperti petani dan pedagang yang bergantung pada sektor ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
’Setelah Covid 19 datang lagi kesulitan akibat pembatasan. Diharapkan ada kebijakan yang menghindari kesulitan baru setelah Covid, Di hotel saya, pengurangan potensi pendapatan dan belanja sekitar Rp 200 juta,’’ ujar Kusnawan yang juga sebagai General Manager Wilsons Retreat di Gili Trawangan.
Di Senggigi atau Gili Trawangan dan destinasi wisata akan mengalami kehilangan potensi kunjungan hingga 4.500 orang. Sementara potensi pembatalan kunjungan sekitar 40-50 persen. Pengurangan kegiatan MICE dapat berdampak secara langsung dan tidak langsung. Mulai dari berkurangnya pendapatan, efisiensi pekerja hingga Pendapatan Asli Daerah atau PAD. "Bahkan menimbulkan kehilangan pendapatan untuk kepentingan pelunasan tagihan,’’ ucapnya.
Sedangkan dampak tidak langsungnya, pada pihak ketiga yang menyediakan jasa dan produk pendukung acara di hotel. Berkurangnya pendapatan mereka juga menyebabkan pengurangan tenaga kerja.
Kusnawan juga mengatakan meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus memberikan keringanan kredit di bidang pariwisata. Utang pada bank pihak ketiga akan macet jika efisiensi berkelanjutan sehingga akan banyak tagihan macet. Pemerintah diharapkan mencari solusi untuk mendorong sektor swasta dan BUMUN aga tetap menggelar MICE di hotel untuk menstablikan perekonomian daerah.
"Jika pemerintah bisa menggerakkan kebijakan yang tepat untuk mendorong pihak swasta atau BUMN menggelar MICE di hotel bisa sebagai opsi untuk saling menunjang demi kelancaran perekonomian NTB," katanya.
Sektor lainnya yang terdampak pengurangan kegiatan MICE adalah operator wisata dan agen perjalanan. MICE berkurang, akan mempengaruhi jumlah wisatawan yang mencoba aktivitas seperti snorkeling dan sport tourism lainnya.
Pengurus IHGMA Mataram dan Mandalika, Park Mukharom mengatakan perlu ada pertimbangan agar paket wisata MICE tidak terdampak pemangkasan anggaran. ‘’Hendaknya ada kebijakan mendukung MICE agar tidak memberikan dampak baru,’’ katanya