Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendorong berbagai penyelenggaran event mulai memasukkan unsur pengelolaan sampah mandiri. Hal ini diharapkan bisa membantu mengatasi darurat sampah di Yogyakarta yang masih menjadi persoalan hingga hari ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami gencar mengimbau ke berbagai penyelenggara yang menggelar event, supaya untuk pengelolaan sampah acaranya dilakukan secara mandiri, untuk semua event," kata Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Singgih Raharjo, Senin, 1 Juli 2024.
Syarat Penyelenggaraan Event di Yogyakarta
Singgih mengatakan, saat pihaknya mengeluarkan rekomendasi event yang hendak digelar di Yogyakarta, pengelolaan sampah mandiri menjadi satu syarat yang musti bisa dipenuhi penyelenggara. Jadi, usai acara selesai digelar, kondisi lokasi event tidak dibiarkan berantakan dan penuh sampah yang dibebankan pada petugas kebersihan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi selesai event, semua harus sudah bersih dari sampah," kata dia.
Singgih menuturkan Dinas Pariwisata DIY intens meningkatkan kualitas pariwisata di Yogyakarta, di antaranya dari segi pengelolaan sampah agar tak menjadi persoalan yang kian serius di masa mendatang.
Tak dimungkiri, berbagai unsur MICE atau meeting, incentive, convention, and exhibition dalam industri pariwisata turut berkontribusi dalam produksi sampah. MICE masih jadi pendongkrak pertumbuhan pariwisata di Yogyakarta, namun persoalan sampah juga tetap harus menjadi perhatian.
"Dampak positif banyaknya event itu, okupansi hotel meningkat, length of stay (lama tinggal) naik, ekonomi berputar," ujar Singgih.
Meski persoalan darurat sampah ini belum terselesaikan, di masa liburan sekolah ini Yogyakarta masih tampak padat kunjungan wisata.
5.000 Ton Sampah Menumpuk
Adapun Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Beny Suharson mendesak Pemerintah Kota Yogyakarta segera memindahkan 5.000 ton sampah yang masih menumpuk di depo-depo sejak pekan lalu ke TPA Piyungan.
"Sebab umur sampah ini telah mencapai mingguan, kami meminta segera dipindahkan ke TPA Piyungan," kata dia.
Beny menuturkan sampah di Kota Yogyakarta ini akumulasi dari seluruh depo. Sebenarnya jumlahnya bisa lebih besar jika digabung dengan sampah baru dari pasar, perkantoran, kawasan pendidikan, dan tempat umum. Penumpukan sampah terjadi karena selama ini sampah hanya dipindah dari satu depo ke depo lainnya dengan truk ketika salah satu depo tak bisa menampung lagi.