Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Film Perempuan Tanah Jahanam garapan sutradara Joko Anwar sedang ramai diperbincangkan. Film yang diperankan oleh Tara Basro, Marissa Anita, dan Asmara Abigail itu mulai diputar di bioskop Tanah Air pada Kamis, 17 Oktober 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perempuan Tanah Jahanam menceritakan tentang seorang gadis bernama Maya yang mendapat serangan ketika pulang ke kampung halamannya. Desa tempat tinggal leluhurnya bernama Desa Harjosari. Tara Basro yang menjadi Maya menghadapi teror dari penduduk desa tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Film Perempuan Tanah Jahanam mengambil tempat syuting di desa terpencil. Di tengah hutan dan sulit akses transportasi, para kru film membangun berbagai properti untuk keperluan pengambilan gambar. "Penonton akan masuk ke sebuah dunia yang familiar, tapi belum pernah dibayangkan sebelumnya," kata Joko Anwar dalam sebuah tayangan video di akun Instagram dia pada Kamis, 3 Oktober 2019.
Jika kamu bertanya-tanya di mana lokasi syuting film Perempuan Tanah Jahanam, film ini mengambil gambar di beberapa tempat. Artinya, Desa Harjosari yang dianggap tanah jahanam dalam film tersebut tidak hanya berada di satu titik.
Tara Basro berfoto bersama para pemeran film Perempuan Tanah Jahanam saat menghadiri pemutaran perdana film tersebut di Epicentrum XXI Cinema, Jakarta, 10 Oktober 2019. Selain dibintangi Tara Basro, film ini juga diperankan oleh Ario Bayu, Asmara Abigail, Marissa Anita, Christine Hakim, Kiki Narendra, Tengku Rifnu, Zidni Hakim, Faradina Mufti, hingga Aghniny Haque. TEMPO/Nurdiansah
Syuting dilakukan di desa-desa sekitar Malang, Gempol, Lumbang, Bromo, Lumajang, Ijen, dan Banyuwangi, Jawa Timur. "Kita seperti berada di dunia lain," kata Tara Basro. Hutan belantara yang masih rimbun dan suasana tenang begitu mendukung sensasi mencekam dalam film ini.
Tempat-tempat tersebut belum pernah digunakan untuk syuting. Sebab itu, kru film Perempuan Tanah Jahanam sampai harus babat alas, merambah hutan, dan membuat bangunan untuk menunjang keperluan pengambilan gambar. "Bangunannya juga dibuat presisi dari sisi desain," kata Joko Anwar.
Joko Anwar mendapat informasi tentang tempat-tempat terisolir ini dari teman-teman pecinta alam. Kendati memiliki konsekuensi tenaga, waktu, dan biaya yang cukup terkuras, film Perempuan Tanah Jahanam, menurut Joko Anwar berhasil melewati target jumlah penonton yang dia patok.