Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Eka Kurniawan Tolak Anugerah Kebudayaan Pemerintah, Ini Alasannya

Sastrawan Eka Kurniawan menyatakan menolak Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi 2019 untuk kategori Pencipta, Pelopor dan Pembaru.

10 Oktober 2019 | 10.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Eka Kurniawan. Facebook/@Eka Kurniawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sastrawan Eka Kurniawan menyatakan menolak penghargaan Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi 2019 yang akan diberikan pemerintah kepadanya. Melalui akun Facebook, Eka Kurniawan menjelaskan alasan penolakannya itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada Rabu, 9 Oktober 2019, Eka menuliskan sikapnya dengan judul Apakah Negara Sungguh-Sungguh Memiliki Komitmen dalam Memberi Apresiasi Kepada Kerja-Kerja Kebudayaan?. Penulis buku Cantik Itu Luka tersebut menceritakan ketika dia dihubungi oleh staf Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Agustus 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat itu, staf tersebut memberitahu kalau dia adalah calon penerima Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi 2019 untuk kategori Pencipta, Pelopor dan Pembaru. Penghargaan ini akan diberikan secara simbolik pada nanti malam, Kamis 10 Oktober 2019.

"Pertanyaan saya adalah, Pemerintah bakal kasih apa?" tulis Eka Kurniawan. Staf tersebut menjelaskan Eka akan menerima, antara lain, pin dan uang Rp 50 juta, dipotong pajak. Mendengar itu, Eka menyatakan, "kok, jauh banget dengan atlet yang memperoleh medali emas di Asian Games 2018 kemarin? Sebagai informasi, peraih emas memperoleh Rp 1,5 miliar. Peraih perunggu memperoleh Rp 250 juta."

Eka Kurniawan sadar pernyataannya dia terdengar iseng. "Terpikir juga oleh saya untuk, ya sudah, ambil saja uangnya. Setelah itu kembali beraktivitas seperti biasa," tulis dia. Namun ada hal-hal mendasar yang membuat Eka resah. "Saya mempertanyakan komitmen Negara atas kerja-kerja kebudayaan," tulis dia.

Eka kemudian menyimpulkan, Negara tak mempunyai komitmen yang meyakinkan atas kerja-kerja kebudayaan. "Saya memutuskan tidak datang pada tanggal 10 Oktober 2019 bahwa saya menolak Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi 2019," tulis dia. Dalam unggahan tersebut, Eka juga membeberkan berbagai kondisi yang terjadi kepada sastrawan, jaminan kebebasan berkarya, sampai pemberangusan buku-buku yang dianggap berbahaya oleh pemerintah.

"Apa kabar penyair kami, Wiji Thukul? Presiden yang sekarang telah menjanjikan untuk menyelesaikan kasus-kasus HAM masa lalu, termasuk penghilangan salah satu penyair penting negeri ini. Realisasi? Nol besar," tulis Eka Kurniawan.

Tempo telah berusaha mengkontak langsung Eka Kurniawan mengenai sikapnya menolak Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi 2019 ini, namun belum berbalas.

Ketua Tim Penilai Kategori Pencipta, Pelopor, dan Pembaru pada Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi 2019, Dolorosa Sinaga menghormati keputusan Eka Kuniawan menolak penghargaan tersebut. "Kalau dia menolak atau kalau dia menerima, itu persoalan dia bukan negara," kata Dolorosa kepada Tempo. "Yang jelas, negara memberikan penghargaan kepada dia atas seluruh apa yang sudah dikerjakan."

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus