Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Merapi di Sleman, Yogyakarta, dan Kabupaten Klaten, Boyolali, meletus freatik pada Jumat pagi, 11 Mei, pukul 07.32. Letusan itu mengeluarkan suara gemuruh dengan tekanan sedang hingga kuat dan melontarkan abu vulkanik, pasir, serta material piroklatik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam rilis yang dikirim dari Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, jenis letusan ini tidak berbahaya dan dapat terjadi kapan saja pada gunung api aktif. Status Gunung Merapi pun masih tetap normal pada level I dengan radius berbahaya 3 kilometer dari puncak kawah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gunung Merapi sebelumnya pernah mengalami erupsi hebat pada 2010. Letusan itu mengakibatkan korban tewas dan sejumlah objek wisata rusak. Setidaknya, ada tiga tempat wisata yang mengalami kondisi rusak parah pasca-erupsi. Namun, kini telah dipoles dan kembali dibuka sebagai tempat wisata. Berikut ini tiga tempat wisata yang dihimpun Tempo.
1. Taman Gardu Pandang Kaliurang
Taman Gardu Pandang adalah titik terbaik untuk menyaksikan kemegahan Gunung Merapi. Di lokasi itu, wisatawa akan melihat jelas Gunung Merapi bersanding dengan Bukit Turgo.
Sebelum erupsi, taman ini menjadi favorit pelancong. Namun pasca-Merapi meletus, kondisinya sempat rusak parah. Berkubik-kubik material muntahan Merapi dilaporkan menimpa lokasi ini. Lahan-lahan sekitar pun menjadi gersang. Suasana tersebut masih terasa sampai sekarang.
Meski begitu, Taman Gardu Pandang Kaliurang sudah mulai diperbaiki dan dibuka untuk wisatawan. Bila ingin berkunjung ke sana, sebaiknya Anda datang saat pagi supaya bisa menyaksikan Gunung Merapi secara utuh.
Taman Gardu Pandang Kaliurang bisa ditempuh dalam waktu 60 menit tanpa hambatan dari titik nol kilometer Yogyakarta. Harga tiket masuk dibanderol Rp 2.000 untuk orang dewasa dan Rp 1.000 untuk anak-anak.
2. Air Terjun Tlogo Muncar
Berkendara 5 menit dari Gardu Pandang Kaliurang, Anda akan menjumpai Air Terjun Tlogo Muncar. Air terjun itu dulunya hits di kalangan wisatawan. Debit airnya deras dan ketinggiannya mencapai 40 meter. Tentu menjadi latar pemandangan yang menarik untuk foto.
Sayangnya, sejak erupsi, air yang mengalir tak sederas dulu. Beberapa fasilitas pun rusak dan sejumlah pohon di hutan kecil di sekitar arena air terjun dilaporkan tumbang. Saat ini kondisi air terjun memang tak sesepektakuler dulu.
Sebagai gantinya, pelancong bisa menikmati sensasi off road dengan menunggang Jeep untuk menelusuri kawasan yang terdampak erupsi. Off road tersedia di kawasan air terjun ini dengan tarif berkisar RP 350 ribuan untuk 4 orang. Sedangkan tiket masuk air terjun dibanderol RP 5.000.
3. Puncak Pronojiwo
Prono berarti terpesona, sedangkan jiwo adalah jiwa. Itu artinya, jiwa orang akan terpana ketika sampai di Puncak Pronojiwo. Ya, Pronojiwo adalah sebuah bukit di kawasan Taman Nasionan Gunung Merapi. Bukit itu berada pada ketinggian 1.040 mdpl.
Untuk menjangkau puncak itu, wisatawan harus trekking melewati hutan. Meski butuh perjuangan, Puncak Pronojiwo tetap menjadi primadona yang memikat para wisatawan, khususnya bagi yang ingin berkeringat membakar kalori.
Di sepanjang jalan menuju puncak, Anda akan mendapati sisa-sisa erupsi Merapi berupa material yang tertimbun atau pohon yang rusak. Menariknya, perjalanan Anda akan ditemani oleh monyet ekor panjang dan burung sepah gunung (Pericrocotus miniatus).