Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tak sekadar hijau hutan tropis atau savana liar, Gunung Kelimutu, di Pulau Flores terkenal dengan kawah tiga warna. Keelokannya pernah menjadi penghias uang Rp5.000. Gunung itu menyimpan misteri geologi, yang mampu membuat para petualang mendatanginya berulang kali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lokasinya sekitar 100 km dari Kota Moni di Pulau Flores, Gunung Kelimutu pada puncaknya berisi tiga danau. Danau paling barat, Tiwu Ata Mbupu (Danau Orang Tua), berwarna biru, sedangkan Tiwu Nuwa Muri Koo Fai (Danau Pemuda dan Perawan Muda) berwarna hijau, dan Tiwu Ata Polo (Bewitched atau Enchanged Lake) berwarna merah, dua yang terakhir hanya dipisahkan oleh dinding kawah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara historis, danau Kelimutu menjadi sumber erupsi freatik minor dari gunung berapi setinggi 1.639 meter itu. Warna danau bervariasi secara berkala, kemungkinan karena reaksi kimia dari mineral. Reaksi kimia itu dipicu oleh aktivitas gas vulkanik, tetapi belum ada penelitian menyeluruh yang dilakukan terhadap tiga danau tersebut.
Ketiga danau itu berada di gunung berapi yang sama dan berada di puncak yang sama, namun memiliki warna yang berbeda. Fenomena yang sangat langka sekaligus menarik bagi para ahli geologi. Namun sebagai gunung berapi yang tertidur, Gunung Kelimutu memiliki potensi erupsi di masa depan.
Keindahannya menarik sejumlah fotografer dan turis selama bertahun-tahun. Selama tidak pernah meletus, gunung berwarna permen ini hanyalah raksasa yang lembut. Untuk menjangkau Gunung Kelimutu, wisatawan hanya butuh berkendara dari Bandara Maumere ke Moni, sekitar tiga jam perjalanan.