Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Hadapi Ujian Akhir, 25 Mahasiswa Asing Tampilkan Gamelan

Universitas Muhammadiyah Malang menampilkan perhelatan seni tradisional, dengan menampilkan mahasiswa asing sebagai penampil.

17 Desember 2019 | 16.00 WIB

Mahasiswa asing menampilkan gamelan untuk tugas akhir mata kuliah seni karawitan, seni tari dan seni musik PGSD Universitas Muhammadiyah Malang. TEMPO/Eko Widianto
Perbesar
Mahasiswa asing menampilkan gamelan untuk tugas akhir mata kuliah seni karawitan, seni tari dan seni musik PGSD Universitas Muhammadiyah Malang. TEMPO/Eko Widianto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Malang - Sebanyak 25 mahasiswa asing dari 15 negara menari tradisi, bermain gamelan, angklung dan nyinden di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Senin 16 Desember 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mereka menggelar pertunjukan setelah sebulan berlatih dan percaya diri tampil di depan publik. Mereka mengaku belajar dan mencintai tradisi nusantara.

“Senang sekali. Ingin belajar kesenian lain di Indonesia,” kata mahasiswa asal Azerbaijan, Pukezbam Zenalova. Ia merupakan salah satu dari 25 mahasiswa asing yang tengah mengikuti Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) UMM. Mereka berkolaborasi dalam seni tari, musik dan karawitan dengan mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGDS) UMM.
 
Mahasiswa asing ini mampu berkolaborasi dan cepat belajar seni tradisional. Penampilan mereka merupakan bagian dari tugas akhir mata kuliah seni karawitan, seni tari dan seni musik PGSD UMM. Dosen pengampu ketiga mata kuliah Amirul Nur Wahid dan Belinda Dewi Regina menuturkan mahasiswa asing dilibatkan untuk lebih mengenal seni budaya Nusantara.
 
Mereka antara lain belajar menari oglek, tari asal Kulon Progo. Bermain alat musik angklung asal Sunda, gamelan dan karawitan khas Jawa. Selain itu, mahasiswa asing diharapkan mampu mengenalkan seni tradisi ke negara asal mereka. Agar seni tradisi Indonesia tersebar luas ke seluruh penjuru dunia.
 
Mahasiswa asing mampu menampilkan seni gamelan. TEMPO/Eko Widianto
 
“Agar budaya Indonesia mendunia,” katanya. Selain itu, juga bisa menarik wisatawan asing berkunjung ke Indonesia. Selain itu, juga menyatukan dunia melalui seni dan budaya. Melalui seni budaya, katanya, semua bisa disatukan.
 
EKO WIDIANTO
 
 
 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Ludhy Cahyana

Ludhy Cahyana

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus