Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Hutan Mangrove Pariaman Dilengkapi Trek untuk Pelancong

Kawasan hutan mangrove di Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara, Sumatera Barat, akan dilengkapi dengan jalur penelusuran yang memudahkan pengunjung.

12 Desember 2017 | 08.00 WIB

Sejumlah pengunjung menikmati wisata hutan bakau atau mangrove di atas jembatan bambu yang mengelilingi hutan Mangrove di Pantai Maron, Semarang, Jawa Tengah, 13 Juni 2016. Wisata hutan Mangrove seluas 95 hektar ini menjadi destinasi wisata baru ngabuburit di Kota Semarang. TEMPO/Budi Purwanto
Perbesar
Sejumlah pengunjung menikmati wisata hutan bakau atau mangrove di atas jembatan bambu yang mengelilingi hutan Mangrove di Pantai Maron, Semarang, Jawa Tengah, 13 Juni 2016. Wisata hutan Mangrove seluas 95 hektar ini menjadi destinasi wisata baru ngabuburit di Kota Semarang. TEMPO/Budi Purwanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan hutan mangrove di Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara, Sumatera Barat, akan dilengkapi dengan jalur penelusuran yang memudahkan pengunjung. Pembangunan track ini hasil kerja sama Pemerintah Kota Pariaman dengan komunitas pencinta alam Tabuik Diving Club (TDC).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Pembiayaannya dari dana program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Depot Pengisian Pesawat Udara Minangkabau. "Bantuan dana tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan," ucap Ketua TDC Pariaman Aksa Prawira di Pariaman, Senin, 11 Desember 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ia berujar, konsep jalur hutan bakau yang dibuat tersebut sepanjang 50 meter dengan lebar 1,5 meter di area sekitar 1 hektare. Pembangunan jalur ini bertujuan menyelamatkan lingkungan sekaligus menjadikan kawasan itu sebagai destinasi wisata alam terbaru. Pengerjaan yang dimulai sejak awal Desember 2017 tersebut sudah mencapai 30 persen.

Sejak 2011, komunitas TDC telah melakukan penanaman lebih-kurang 100 ribu bibit mangrove di beberapa titik, yang diperkirakan hidup sebanyak 95 persen. Bibit itu didatangkan dari Bengkalis, Provinsi Riau. Pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat juga terlibat dalam penanaman hutan bakau ini.

“Lebih-kurang terdapat 5 hektare kawasan pohon bakau di Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara,” kata Cithra Aditur Bahri, pegiat lingkungan hidup di daerah itu. Menurut dia, kawasan yang telah ditetapkan sebagai daerah ekosistem tanaman bakau itu harus dijaga kelestariannya.

Ia menjelaskan, pohon bakau jenis Rhizophora di Desa Apar itu memiliki fungsi sebagai penyangga habitat utama berbagai jenis hewan, seperti ikan, kepiting bakau, dan biawak.

Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman menuturkan akan mengembangkan kawasan hutan bakau itu sebagai destinasi wisata edukasi. Menurut dia, trek bagi pejalan kaki itu memudahkan wisatawan menikmati keindahan tanaman bakau. “Sekaligus belajar tentang alam," ujarnya.

ANTARA

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus