Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan hutan mangrove di Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara, Sumatera Barat, akan dilengkapi dengan jalur penelusuran yang memudahkan pengunjung. Pembangunan track ini hasil kerja sama Pemerintah Kota Pariaman dengan komunitas pencinta alam Tabuik Diving Club (TDC).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembiayaannya dari dana program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Depot Pengisian Pesawat Udara Minangkabau. "Bantuan dana tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan," ucap Ketua TDC Pariaman Aksa Prawira di Pariaman, Senin, 11 Desember 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia berujar, konsep jalur hutan bakau yang dibuat tersebut sepanjang 50 meter dengan lebar 1,5 meter di area sekitar 1 hektare. Pembangunan jalur ini bertujuan menyelamatkan lingkungan sekaligus menjadikan kawasan itu sebagai destinasi wisata alam terbaru. Pengerjaan yang dimulai sejak awal Desember 2017 tersebut sudah mencapai 30 persen.
Sejak 2011, komunitas TDC telah melakukan penanaman lebih-kurang 100 ribu bibit mangrove di beberapa titik, yang diperkirakan hidup sebanyak 95 persen. Bibit itu didatangkan dari Bengkalis, Provinsi Riau. Pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat juga terlibat dalam penanaman hutan bakau ini.
“Lebih-kurang terdapat 5 hektare kawasan pohon bakau di Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara,” kata Cithra Aditur Bahri, pegiat lingkungan hidup di daerah itu. Menurut dia, kawasan yang telah ditetapkan sebagai daerah ekosistem tanaman bakau itu harus dijaga kelestariannya.
Ia menjelaskan, pohon bakau jenis Rhizophora di Desa Apar itu memiliki fungsi sebagai penyangga habitat utama berbagai jenis hewan, seperti ikan, kepiting bakau, dan biawak.
Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman menuturkan akan mengembangkan kawasan hutan bakau itu sebagai destinasi wisata edukasi. Menurut dia, trek bagi pejalan kaki itu memudahkan wisatawan menikmati keindahan tanaman bakau. “Sekaligus belajar tentang alam," ujarnya.
ANTARA
Berita lain:
Liburan Akhir Tahun, Kenapa Tak ke Kepulauan Balabalagan
Libur Akhir Tahun, Melihat Koleksi Baru SEA Aquarium Singapura
Perhatikan Dua Larangan Ini Saat Melancong ke Jepang
10 Destinasi Favorit Liburan Akhir Tahun