Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menghabiskan libur Lebaran di Provinsi Lampung? Apalagi bila berada di Pesisir Barat, jangan lewatkan untuk mencermati kreasi pengrajinnya khasnya, kain tapis dengan sulaman emas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak harus membeli sarung dan selendang tapis yang mungkin hanya dikenakan saat ada pesta pernikahan. Untuk memperindah rumah, Anda bisa membeli kaligrafi sulaman emas di atas tapis. Dijamin membuat ruang tamu terlihat lebih mewah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat ini, menurut Nur, salah satu pengrajin di Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung, orang memakai kain tapis tak hanya saat untuk upacara adat. “Untuk wisuda dan juga pesta-pesta,” ujarnya. Bukan hanya orang Lampung yang ingin memilikinya, tapi juga dari daerah lain. Pemesan pun memilih corak yang disukainya. Biasanya berupa kain sarung dan selendang.
Namun ada juga yang memesan sebagai hiasan rumah. Kain tapis bersulam emas memang tak hanya mempercantik penampilan seseorang tapi juga memperindah rumah.
Kebanyakan sulaman berupa kaligrafi. Umumnya berupa kaligrafi seperti ayat kursi. Satu kain dekoratif ini bisa dikerjakan 1-2 orang atau bergantung pada panjang.
Untuk sinjang (sarung) tapis, Nur menyebutkan pengerjaannya sekitar sebulan dan dihargai Rp 1,9 - 7 juta bergantung pada coraknya. Untuk dekorasi seperti kaligrafi bisa lebih cepat, antara 1-2 minggu. Harganya pun tidak setinggi kain dan selendang. Harga tergantung panjangnya, cuma untuk ukuran medium berkisar pada Rp 750 ribu - 1 juta.
Hanya, jangan terkecoh dengan sulaman bordir dengan mesin yang harganya miring. Yang asli itu berupa sulaman emas yang dikerjakan manual.
Selain di Kecamatan Karya Penggawa, pengrajin sulam emas tapis juga bisa ditemukan di Pulau Pisang, Pesisir Barat.
Rega, salah satunya. Ibu muda ini pernah bekerja di sebuah butik tapis di Telukbetung, Bandar Lampung. Kini menyulam menjadi kegiatannya di sela kegiatannya sebagai ibu rumah tangga. di kampungnya di Pulau Pisang. Dia pun kerap membuat sulaman kaligrafi di atas tapis. “Biasanya selesai dua minggu, soalnya diselingi dengan kerjaan rumah,” ucapnya.
RITA NARISWARI