Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Malang memiliki wisata unggulan yang tergolong baru. Dulunya merupakan daerah kumuh, dengan sentuhan seni, wisata Kampung Jodipan dapat menarik wisatawan dan berperan dalam mendongkrak ekonomi warga setempat. Simak keistimewaannya.
Keistimewaan Kampung Jodipan
1. Dulunya merupakan daerah kumuh
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di pinggir kali, yang melintasi Kelurahan Jodipan, Blimbing, Malang, mata Anda bisa tergoda. Di era 1990-an, kampung padat itu kerap diabaikan pemotor yang melintas di seberangnya. Kini, siapapun yang melintas Blimbing bakal tergoda untuk mampir. Kampung warna-warni melambai kepada siapa saja yang melintas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ide menyulap Jodipan menjadi sisi kota yang semarak, berawal dari mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang atau UMM yang tengah menjalani praktik kerja di PT Inti Daya Guna Aneka Warna (Indana), sebuah perusahaan cat di Malang. Jodipan sukses bermetamorfosis, yang diikuti kampung di seberangnya di Kelurahan Kesatrian. Bedanya, Kesatrian mengusung konsep Kampung Tridi (3D). Sesuai namanya, banyak lukisan 3D yang diaplikasikan ke dinding rumah penduduk.
Kampung Jodipan dan Tridi pun tersambung dengan jembatan kaca yang dibangun untuk menghubungkan kedua kampung dan membentang di atas Sungai Brantas.
2. Oleh-oleh khas
Selain pemandangan indah nan elok kala berkunjung ke Jodipan, Wisatawan juga dimanjakan dengan beragam oleh-oleh buatan tangan khas wisata ini. Melansir dari Tempo, antara lain:
a. Sandal
Layaknya berada di Kuta yang terletak di Bali atau Malioboro di Jogja, pelancong akan ditawari bermacam sandal jepit untuk oleh-oleh. Sandal tersebut warna-warni seperti layaknya nuansa perkampungan Jodipan. Hal yang khas, terdapat tulisan Malang di tengah-tengah sandal itu. Harganya berkisar Rp 25-35 ribu.
b. Gelang tali
Gelang dari tali-temali merupakan salah satu aksesori unggulan. Sejumlah gerai menjualnya dengan beragam variasi warna. Gelang ini dibuat oleh masyarakat dan biasanya diminati anak-anak muda. Harga gelang dibanderol rata-rata Rp 4.000.
c. Kalung etnik
Kalung-kalung khas dari kayu berwarna cokelat menjadi salah satu buah tangan yang bisa dibeli untuk kerabat. Ada beragam bentuk kalung dengan nuansa etnik ini. Ada yang menggambarkan hewan, bunga, sampai bentuk-bentuk abstrak. Harga untuk tiap aksesori kalung dibanderol Rp 25 ribu.
Untuk dapat membeli aneka ragam buah tangan ini, pelancong dapat blusukan di rumah-rumah perkampungan. Warga biasanya menjualnya di warung yang menjadi satu dengan rumah.
3. Jembatan kaca instagrammable
Bukan jembatan biasa, namun jembatan kaca yang kian mempercantik penampilan kampung tematik ini merupakan karya dua mahasiswa UMM. Diketahui, jembatan yang terletak antara Kampung Tridi dan Kampung Wisata Jodipan (KWJ) ini didesain oleh Mahatma Aji dan Khoriul. Keduanya adalah mahasiswa Teknik Sipil UMM.
Jembatan sepanjang 25 meter dengan lebar 1,5 meter itu menghubungkan Kampung Warna Warni dan Kampung Tridi. Rencananya, jembatan bakal diresmikan Wali Kota Malang Moch Anton. Kedua mahasiswa yang mendesain jembatan ini pernah menjadi juara umum Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia Tahun 2015.
Menurut dosen pembimbing kedua mahasiswa UMM tersebut, Lukito Prasetyo, jembatan kaca ini tidak hanya memiliki fungsi penghubung, “Tetapi juga memiliki nilai estetika,” katanya.
Lukito mengatakan jika pembangunan jembatan itu membutuhkan waktu lima bulan. Untuk pembangunan, mereka difasilitasi oleh PT Inti Daya Guna Aneka Warna (Indana), pemilik produk Mix One.
Vice President Indana Steven mengaku tidak sedikit biaya yang dihabiskan untuk pembuatan jembatan kaca tersebut. Sekitar enam ton cat tersalurkan untuk memperindah KWJ dan Kampung Tridi.
Jembatan kaca yang berdiri di atas Sungai Brantas ini adalah jembatan kaca pertama di Indonesia. Bangunan yang didominasi warna kuning emas itu bisa digunakan untuk dua orang saling berpapasan. Ditaksir jembatan ini dapat menampung 50 orang dan menanggung beban 250 kilogram.
Sebelum ada jembatan, wisatawan yang ingin menikmati kedua sisi kampung harus menaiki puluhan anak tangga dan memutar lewat Jembatan Brantas.
4. Punya kembaran di daerah lain
Bukan satu-satunya di Indonesia, Wisata Jodipan ternyata memiliki kembaran di daerah lain seperti Semarang dan Balikpapan. Semarang memiliki kampung warna-warni yang dinamai Kampung Pelangi. Lokasinya berada di Wonosari, Kelurahan Randusari. Lokasinya yang strategis, memudahkannya dijangkau dari berbagai lokasi dan eye catching bagi para pelintas.
Kampung Pelangi Semarang berdiri di pinggiran sungai, dan berada di wilayah Gunung Brintik. Siapkan sepatu kets, karena traveler harus naik turun menyusuri perkampungan untuk menikmati keindahannya. Tapi, bila tak ingin lelah, cukup menaiki gardu pandang untuk menikmati lanskap Kampung Pelangi.
Kemudian di Balikpapan juga ada Kampung Rumah Warna-warni Teluk Seribu, Balikpapan, Kalimantan Timur. Disana terdapat tembok panjang yang telah dipenuhi lukisan 16 seniman Balikpapan. Masing-masing menggoreskan cerita dan warna berbeda. Tembok panjang bergambar itu berada di salah satu sudut Kampung Warna-warni, yang baru saja diresmikan sebagai desa wisata oleh Pemerintah Kota Balikpapan.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.