Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagaimana menjaga kondisi kesehatan saat mendaki gunung dalam suasana pandemi? Pasalnya aktivitas mendaki menggunakan banyak tenaga sehingga membuat embusan napas menjadi lebih keras.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apapun kegiatan wisata termasuk mendaki gunung, protokol kesehatan menganjurkan untuk memakai masker. Namun ada beberapa hal yang mesti diketahui mengenai menggunakan masker selama mendaki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sophia Hage, spesialis kedokteran olahraga, Royal Sports Performance Centre, menjelaskan saat membawa masker penting menyediakan kantong lain.
"Kantong untuk masker bersih yang mau digunakan. Kantong lain untuk masker kotor yang sudah digunakan," katanya dalam sesi bincang-bincang daring bersama Federasi Mountaineering Indonesia bertema 'Mendaki Gunung Aman dan Sehat di Masa Pandemi', Kamis, 25 Juni 2020.
Sophia menyarankan membawa masker yang banyak saat mendaki gunung. "Bisa membawa sampai lima atau enam masker sekaligus. Kalau yang menggunakan masker buff itu juga harus diganti," ujarnya.
Ia menjelaskan, benda apa pun yang melindungi aliran udara yang masuk ke hidung harus diganti ketika lembap. Sophia mengingatkan, bahwa masker bukan satu-satunya yang menjamin untuk pencegahan virus corona (Covid-19).
"Protokol kesehatan bukan hanya terkait membawa, memakai, mengganti masker. Tapi juga menjaga jarak minimal dua meter di lokasi ketika kita bergerak," katanya. Hal itu karena embusan napas akan lebih keras, terutama ketika melewati rute yang menantang kekuatan fisik.