Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jangan hanya berpikir Danau Toba sebagai destinasi wisata yang wajib disambangi bila berjalan-jalan ke Sumatra Utara. Banyak objek wisata yang bisa dikunjungi, khususnya di kota Medan. Salah satunya Istana Maimun di Jl. Brigjend Katamso No. 66.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Istana ini dibuka pukul 08.00-17.00 WIB. Khusus Jumat, pengunjung disarankan datang sebelum pukul 12.00 atau setelah pukul 13.00 WIB. Untuk bisa memasuki istana beratap berbentuk limasan atau kubah yang dulunya bernama Istana Agung Kota Medan itu, pengunjung harus membeli tiket seharga Rp 10 ribu. Seorang pemandu dihadirkan untuk membantu memberikan penjelasan mengenai seluk beluk istana sambil mengajak berkeliling.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Istana Maimun dibangun Sultan Deli IX, Sultan Ma’moen Al-Rasyid Perkasa Alamsyah pada 26 Agustus 1888 - 18 Mei 1891 atas permintaan istrinya dan identik dengan warna bangunan kuning dan hijau. Menurut kepercayaan sultan, warna kuning melambangkan kejayaan dan kemakmuran sementara hijau untuk Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kawasan istana memiliki luas sekitar 2.772 m2 dengan 30 ruang di dalamnya. Wisatawan hanya bisa memasuki tiga dari 30 ruangan. Ruangan depan atau yang pertama dapat dimasuki pengunjung biasanya untuk digunakan menyambut tamu. Di ruangan ini, terdapat foto istana pada 1925.
Motif bunga tembakau
Selanjutnya, ada ruangan tengah yang digunakan sultan saat mengadakan pertemuan atau rapat. Di sana terdapat singgasana dengan warna dominan kuning dan sejumlah lukisan, termasuk Sultan Deli IX serta Sultan Deli XIV. Pengunjung melihat lebih dekat perpaduan nuansa Eropa dan Timur Tengah di bagian dinding, plafon lampu, dan kipas angin gantung.
Unsur lokal di sana yakni ornamen motif bunga tembakau di sayap kanan ruangan. Bunga tembakau ini dulunya menjadi salah satu penopang ekonomi masyarakat di Medan. Sejumlah penjual cendera mata yang tak lain anggota keluarga sultan juga bisa dijumpai disana. Mereka membuka kedai di sisi kanan maupun kiri ruangan, juga menyewakan busana tradisional Deli.
Selain untuk keperluan rapat, ruangan tengah istana juga digunakan sebagai tempat melangsungkan pernikahan sekaligus lokasi persemayaman anggota keluarga kesultanan sebelum dikebumikan. Ruangan terakhir yang bisa dimasuki yakni ruang makan. Di sana terdapat meja makan besar yang hingga kini masih digunakan, kursi sultan replika, dan perhiasan-perhiasan replika kesultanan.
Sementara ruangan sisanya terletak di sayap kanan dan kiri istana dan masih ditempati keluarga sultan. Menurut pemandu, ada sekitar 20 kepala keluarga yang tinggal di sana, termasuk Sultan Deli XIV yang kini masih berusia 25 tahun.
Pilihan Editor: Mengenal Destinasi Wisata dan Kuliner Rwanda, Menyusuri Eksotika Negeri di Afrika Timur