Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pahlawan nasional merupakan salah satu tema paling menarik untuk difilmkan baik dalam film biopik atau dokumenter. Perjuangan mereka dalam melawan penjajah tentu layak dan pantas untuk diceritakan. Bukan hanya sekadar untuk mengenang masa lalu, ketokohannya mampu menginspirasi generasi masa depan Indonesia.
Untuk itu, para pahlawan butuh pemerannya, aktor dan aktris. Hal ini menuntut tidak hanya kemiripan wajah, namun kedalaman penjiwaan. Ini tentu merupakan tantangan sulit bagi setiap insan perfilman Indonesia. Beberapa nama di bawah ini adalah aktor dan aktris yang berhasil dalam memerankan para pembela panji tanah air:
Reza Rahadian
Aktor papan atas Indonesia ini telah memerankan dua pahlawan Indonesia. Pertama kalinya, Reza Rahadian bermain sebagai BJ Habibie dalam film Habibie dan Ainun pada tahun 2012. Peran ini bertahan pula dalam dua film yang jadi prekuel dan sekuel. Atas perannya di film pertama, ia pun diganjar sebagai pemeran utama pria terbaik pada 2013.
Sementara, satu pahlawan lain yang ia perankan adalah H.O.S Cokroaminoto dalam film Guru Bangsa: Tjokroaminoto (2015), biopik Cipto Mangunkusumo. Film tersebut, menurutnya, mampu membangkitkan semangat pemuda dengan memperlihatkan daya juang para pemuda di zaman sang pendiri sarekat islam. Atas perannya, ia mendapat nominasi piala citra.
Ario Bayu
Ario Bayu berakting sebagai dua tokoh penting negeri. Ia memerankan Soekarno dalam film Soekarno: Indonesia Merdeka (2013). Untuk memerankan sang proklamator bangsa, ia membaca banyak buku biografinya. Meskipun demikian, perannya ini mendapat pertentangan dari anak Soekarno yaitu Guruh dan Rahmawati.
Selain itu, ia berkesempatan pula untuk memerankan Sultan Agung Hanyokrokusumo dalam film Sultan Agung 1628: Harta, Tahta, dan Cinta (2018). Dalam.film ini, ia berperan sebagai sang raja matatam yang tengah melawan penjajah Belanda. Untuk memerankan Sultan Agung, saya meriset selama 3 bulan lebih mengenai eranya, budaya saat itu, tata krama termasuk cara berbahasa, dan sebagainya," ungkap aktor 37 tahun.
Kedua peran ini dimainkan di bawah sutradara yang sama, Hanung Bramantyo. Dua peran tokoh nasional ini menganugerahinya penghargaan. Sebagai Soekarno, ia dinominasikan di berbagai festival Tanah Air. Sedangkan, perannya sebagai Sultan Agung memberi gelar pemeran utama pria terbaik di Festival Film Bandung, tahun 2018.
Christine Hakim
Aktris senior Christine Hakim ini kerap terlibat dalam berbagai film sejarah bangsa, baik sebagai pemeran utama ataupun pemeran pendukung. Mulanya, ia berperan sebagai Cut Nyak Dien dalam film Tjoet Nya Dien (1988). Dalam film itu, aktingnya sebagai pejuang gerilya asal Aceh membuatnya digelari pemeran utama wanita terbaik piala Citra 1988.
Sebagai pemeran pendukung, Christine Hakim bermain dalam banyak film seperti Kartini (2017) dan Sang Kiai (2013). Dalam film Kartini, ia memerankan M. A. Ngasirah, ibu Kartini. Atas perannya ini, ia dianugerahi pemeran perempuan pendukung terbaik. Di luar aktor, ia pun menjadi produser film Sultan Agung 1628: Harta, Tahta, dan Cinta (2018).
PRAMODANA
Baca: Aktris Berlakon di Film Pahlawan Nasional: Yenny Rachman, Christine Hakim, Dian Sastro
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini