Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Pariwisata dan Badan Promosi Pariwisata Kabupaten Sleman mengikuti event internasional Malaysian Association of Tour and Travel Agents atau MATTA Fair yang digelar di Malaysian International Trade & Exhibition Center atau MITEC, Malaysia pada 22-24 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam event itu, Sleman menawarkan sejumlah destinasi wisata pada pasar wisatawan Malaysia. Seperti destinasi destinasi lereng Gunung Merapi meliputi petilasan Mbah Marijan, Bunker Kaliadem dan hingga Jip Wisata Lereng Merapi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Termasuk sejumlah candi-candi di Sleman mulai dari Prambanan, Ratu Boko, dan Candi Sewu. "Malaysia menjadi salah satu pangsa pasar wisatawan asing terbesar di Yogyakarta, dari event ini kami ajak mereka semakin mengenali potensi pariwisata Yogyakarta terutama di Kabupaten Sleman," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid Senin 25 Maret 2024.
Pasca Covid-19, mulai 2023 silam, tren jumlah kunjungan wisatawan setiap bulannya di Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY mendekati 6.000 orang. Badan Pusat Statistik mencatat, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke DIY pada bulan Maret 2023 melalui Bandara Yogyakarta International Airport mengalami peningkatan menjadi 5.017 kunjungan. Penumpang terbanyak dari Malaysia di disusul Singapura, Amerika Serikat, India, Tiongkok, Jerman, Inggris, Jepang, Korea Selatan, dan Perancis.
Ishadi menuturkan selama tiga hari event di Malaysia, booth Kabupaten Sleman mendapatkan respon yang antusias dari pengunjung yang ingin mengupdate informasi tentang pariwisata di Yogyakarta.
"Terutama para biro perjalanan yang selama ini sudah sering membawa tamu mancanegara ke Kabupaten Sleman, mereka mulai merancang paket wisata baru," kata dia.
Promosi yang dilakukan di Malaysia, bukan hanya sebatas pada destinasi wisata. Tetapi juga akomodasi yang ditawarkan. Meliputi hotel, restoran, pusat oleh-oleh, lembaga pendidikan dan juga desa wisata.
"Kami ingin wisatawan Malaysia juga tertarik dengan wisata belanja, seperti belanja batik dan kuliner lokal, yang bisa mereka temui jika berkunjung ke desa - desa wisata di Sleman," kata Ishadi.
Menurutnya, tipikal wisatawan mancanegara yang ingin berkunjung ke desa wisata yang telah menerapkan prinsip ramah lingkungan. Seperti konsep 3R yaitu reduce, reuse dan recycle. "Tentu saja sasaran event ini bukan hanya pasar Malaysia, tetapi juga travel agent yang ikut pameran itu seperti Australia, India, Jepang, Maldives, Nepal, Pakistan, Taiwan hingga Thailand," kata dia.