Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Pelaku Wisata Bertemu Sultan Hamengku Buwono X, Soroti Daya Dukung Pariwisata Yogyakarta

Sebagian besar wisatawan itu terkonsentrasi di area Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.

24 Juli 2024 | 08.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kawasan Jalan Malioboro Yogyakarta Jumat petang (29/12). Dok. Dishub Yogya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kalangan pelaku industri pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyoroti ihwal carrying capacity atau daya dukung pariwisata Yogyakarta di masa depan. Hal itu diungkap saat para pelaku industri wisata itu bertemu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta pada Selasa, 23 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ada sejumlah terobosan ke depan yang perlu dilakukan untuk pariwisata Yogyakarta, salah satunya menghitung carrying capacity untuk sisa akomodasi, transportasi, destinasi dan lainnya," kata Bobby Ardianto, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) dalam pertemuan itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah Yogyakarta menjadi destinasi utama pariwisata di Indonesia, kunjungan wisata menjadi sangat tinggi dan memicu penumpukan, terutama saat musim libur panjang. Ini kerap diikuti dengan tingginya permintaan sarana transportasi dan akomodasi di Yogyakarta.

Terkonsentrasi di Kota Yogyakarta dan Sleman

Bukan rahasia lagi wisatawan kesulitan mendapatkan hotel saat musim liburan panjang di Yogyakarta. Sebab, sebagian besar wisatawan itu terkonsentrasi mencari penginapan di area Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, kurang membidik penginapan di Kabupaten Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul.

Bobby menuturkan, perlunya penguatan branding dan identitas masing-masing kota/kabupaten sebagai penyangga pariwisata DIY.

"Ekosistem kepariwisataan perlu mengutamakan perubahan egosentris ke ekosentris dan lintas dimensi. Selain itu, juga mengutamakan lintas disiplin, berdimensi jangka panjang," ujar dia. "Pariwisata tetap berpusat pada manusia, maka harus berpijak pada pengelolaan dan tata kelola yang adaptif dan dinamis, serta berorientasi keberkelanjutan."

Bobby menuturkan, riset pasar wisata perlu diperkuat, sehingga kebutuhan dan minat serta segmentasi wisatawan mancanegara dan Nusantara dapat dilakukan secara efektif. 

"Kepariwisataan di Yogyakarta perlu lebih inklusif menyasar berbagai lapisan, termasuk yang berkebutuhan khusus,” ungkap Bobby. 

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menuturkan dengan situasi pariwisata Yogyakarta saat ini perlu adanya desain untuk penataannya. "Seperti pembentukan Sekber (Sekretariat Bersama) Pariwisata, ini menjadi langkah awal untuk koordinasi antar pelaku wisata ke depan," kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus