Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Penyesalan Desta: Terpaksa Ambil Minuman Soda Demi Kebaikan Ayahnya

Ayahnya, yang menderita stroke sempat meminta kepada Desta untuk tidak menyingkirkan minuman kesukaannya itu.

1 September 2021 | 22.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Deddy Mahendra Desta. TEMPO/Nurdiansah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Deddy Mahendra Desta punya penyesalan yang dirasakannya seumur hidup. Pengalaman ini terjadi beberapa saat sebelum ayahnya, Prakosa Hadiwijaya yang meninggal pada 1998.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Desta ingat, ayahnya terkena serangan jantung usai bermain tenis dan menderita stroke. Akibatnya, Prakosa tidak bisa menggerakkan sebagian tubuhnya. “Bokap enggak boleh minum soda, cuma pas gue pulang ke rumah, ada satu krat soda. Gue sebagai anak yang, “Papa gimana sih, Pa, inikan enggak boleh”, gue ambil. Bokap gue sedih,” ujar Desta saat menjadi bintang tamu di acara podcast Deddy Corbuzier, Rabu, 1 September 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Desta ingat betul wajah ayahnya yang sedih saat ia mengambil minuman itu. Ayahnya sempat meminta kepada Desta untuk tidak menyingkirkan minuman kesukaannya itu. “Kebayang  enggak rasanya seorang anak, ngambil yang dia suka, dia lagi enggak berdaya,” kata suami aktris, Natasha Rizky ini mengandaikan.

Hal lain yang diingat Desta adalah ayahnya yang meminta digantikan baju olehnya, sebelum Desta kembali ke indekosnya. Saat itu, Desta yang bekerja di salah satu radio di Jakarta mendapatkan fasilitas indekos dari kantornya. “Gue balik, ada telepon, nyokap panik enggak bisa ngomong. Kakak gue nelepon, Ded papa sudah enggak ada, gue langsung muter balik,” ucapnya. 

Pasangan suami-istri Natasha Rizky dan Desta saat ditemui pada kampanye #SpeakUpForLove Suarakan Isi Hati Dalam Memilih dan Memperjuangkan Cinta di Jakarta, Kamis, 5 Maret 2020. TEMPO/Eka Wahyu Pramita

Dengan berusaha menahan tangis, sahabat Vincent Rompies bercerita saat hanya bisa menemui ayahnya yang sudah terbujur kaku. Sampai saat ini, Desta masih belum bisa sepenuhnya menerima kepergian ayahnya. “Ada kereta keluar dari kamar, kakak gue bilang itu papa, gue enggak kuat. Itu gue sama sekali nggak ada kekuatan, hilang, semangat hidup gue enggak ada,” ujar Desta terisak.

Mendengar cerita Desta, Deddy Corbuzier juga teringat cerita ayahnya yang meninggal di tahun 1997. Ia ingat, saat ayahnya yang mengalami serangan jantung harus dipasang alat bantu pernapasan. Padahal sebelumnya, ayah Deddy yang mengalami serangan jantung, kondisinya dinyatakan sudah membaik.

“Ternyata besoknya komplikasi, gue harus tanda tangan untuk masukin ventilator dan sebagainya ke tubuhnya dan gue tanda tangan. Bokap gue enggak mau dimasukin, masih bisa ngomong. Iya tapi harus, kalau enggak lewat,” ujar Deddy.

Deddy ingat betul ayahnya yang kesakitan saat hendak dimasukkan ventilator. Ayah Deddy akhirnya meninggal tanpa sempat dipasang ventilator. “Jadi sampai detik ini, pemikiran gue kenapa harus dimasukin, kenapa harus disakitin. Kenapa harus, kenapa nggak lu kasih aja, itu kebahagiaan dia, meninggal ya sudah meninggal, tapi kebahagiaan dia lu ambil,” ujar Deddy menahan tangis.

Menurut Deddy, kedekatan dengan orang tua membuat mereka menjadi orang tua seperti sekarang. Orang tuanya, terutama sosok ayah, yang membuat mereka belajar banyak menjadi seorang bapak. “Bokap gue itu plek-plekan gue banget. Dalam hal olahraga ya, gue jadi bisa basket, bola,” ujar Desta menimpali.

DEWI RETNO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus