Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Pesona Gunung Api dan Gua Bawah Laut Terpanjang di Dua Negara

Di Meksiko ada gua bawah laut terpanjang di dunia, di Indonesia terdapat gunung api bawah laut yang mempesona.

19 Januari 2018 | 16.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dunia ilmu pengetahuan baru saja dihebohkan dengan penemuan gua bawah laut terpanjang di dunia. Tim ilmuwan dari Gran Acuifero Maya (GAM) menemukan gua itu di Semenanjung Yucatan, Meksiko.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur GAM Guillermo de Anda mengatakan penemuan tersebut bisa membantu memahami budaya Meksiko. "Terutama peradaban Maya sebelum ditaklukkan Spanyol," kata De Anda, seperti dilansir laman Daily Mail, Rabu, 17 Januari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gua tersebut dikenal dengan Sac Actun. Panjangnya mencapai 216 mil (374 kilometer). Di Indonesia, panjang ini setara dengan jarak Jakarta-Pekalongan, Jawa Tengah. Untuk mencapai ujung satunya, butuh waktu berbulan-bulan.Sac Actun, gua bawah laut terbesar di Meksiko, yang panjangnya mencapai 374 kilometer. (REUTERS)

Di Meksiko ada gua bawah laut, sedangkan negeri kita memiliki gunung berapi di bawah laut.

Di bibir Samudra Pasifik, di antara Pulau Sulawesi dan Pulau Mindanao di Filipina, berbaris pulau kecil, termasuk Sangihe dan Talaud.

Sejak pemekaran wilayah pada 2000, Sangihe dan Talaud berpisah, masing-masing menjadi kabupaten sendiri di Provinsi Sulawesi Utara. Namun, di bawah permukaan laut biru Sangihe dan Talaud, keduanya tetap sama: habitat terumbu karang yang aduhai dan ikan yang beraneka ragam.

Bukan cuma itu, para penyelam juga dapat merasakan "sentuhan" gunung berapi di bawah laut. Di perairan Pulau Mahagetang, sekitar 8 meter di bawah permukaan, penyelam dapat berkejaran dengan gelembung yang bermunculan dari bebatuan kepundan.

Dua puncak gunung berapi terdapat di perairan ini, dan ini ditandai oleh hangatnya air laut di sekitar kepundan: 37-38 derajat Celsius.

Orang Sangihe menyebut gunung berapi itu Banua Wuhu. Mereka percaya Banua adalah tempat tinggal dewa-dewa yang bisa murka jika alam laut dirusak manusia. Karena itu, setiap akhir Januari, dilakukan upacara adat mempersembahkan emas, yang ditaruh di lorong panjang di bawah laut. Tetua adat menyelam ke sana dan menaburkan emas-emas itu.

Karena letak tempat itu di perlintasan Samudra Hindia dan jalur gunung api, sebaiknya menyelam pada April-November agar terhindar dari angin barat pada Desember-Maret. Angin barat membuat arus di bawah dan permukaan menjadi deras. Kepulauan Sangihe bisa dicapai dengan terbang ke Manado, lalu naik kapal cepat selama sepuluh jam.

DAILY MAIL | AMB | AHMAD BAGJA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus