Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Riset Club Med: Salju Bukan Lagi Prioritas Berwisata Musim Dingin

Club Med menggelar survei Asia Pacific (APAC) Snow Brand Study 2019. Hasilnya, 75 persen responden tak memburu salju pada liburan musim dingin.

30 Agustus 2019 | 19.15 WIB

Seorang perempuan Rusia dalam balutan jaket, topi dan syal saat musim dingin. (pixabay.com)
material-symbols:fullscreenPerbesar
Seorang perempuan Rusia dalam balutan jaket, topi dan syal saat musim dingin. (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Club Med, operator wisata menggelar survei Asia Pasifik (APAC) Snow Brand Study. Dengan 2.200 responden dari wisatawan di 11 pasar utama wisata liburan musim dingin. Hasil riset Club Med menemukan, pertumbuhan wisata musim dingin mencapai 10 persen, ketika pertumbuhan wisata jenis lainnya hanya 6 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Hasil APAC menunjukkan 75 persen wisatawan tak lagi memburu olahraga di atas salju, “Pelancong ternyata tak sekadar ingin bermain ski atau seluncur salju saat mengunjungi resor salju. Sebanyak 75 persen tertarik untuk merasakan makanan lokal dan lingkungan sekitar,” ujar Xavier Desaulles, Chief Executive Officer, APAC Markets Club Med.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut Desaulles, prilaku wisatawan ini meneguhkan agar Club Med menyediakan paket liburan wisata musim dingin secara menyeluruh, tak sekedar pengalaman merasakan salju. Bertolak dari survey itu, Red Cub merenovasi Club Med Sahoro di Hokaido, “Renovasi tersebut memungkinkan wisatawan merasakan budaya Jepang yang otentik,” imbuh Desaulles.

Liburan musim dingin menjadi pasar yang menjanjikan. Survei APAC pada 2019 itu menunjukkan wisata musim dingin di kalangan milenial tumbuh 68 persen. Selain itu, destinasi musim dingin dianggap lebih premium, karena membutuhkan peralatan untuk menikmati salju, fasilitas, pakaian, pelajaran dan aksesibilitas ke pegunungan.

Profil wisatawan yang berlibur musim dingin adalah kalangan kelas menengah ke atas. Mereka berlibur dengan fashion yang modis. Bahkan 80 persen di antaranya bersedia membayar premi untuk kenyamanan. Dan 92 persen dari mereka berorientasi keluarga.

Lalu destinasi mana yang menjadi prioritas? Jepang terus menduduki peringkat teratas sebagai destinasi musim dingin yang paling disukai. Responden yang memiliki Jepang mencapai 65 persen, diikuti oleh Korea Selatan (34 persen), Swiss (24 persen), Cina (18 persen) dan Australia (16 persen). Untuk masa tinggal, 70 persen responden menyebut sepekan. Sementara 75 persen menyebut mereka berlibur dua kali setahun, khusus untuk menikmati salju.

Ilustrasi liburan di musim dingin. Sekelompok wisatawan di Pegunungan Alpen, Swiss. (pixabay.com)

Sementara untuk kegiatan selama liburan, 75 persen ingin menikmati waktu bersama keluarga, menjelajahi alam, dan kuliner. Sementara 75 persen juga menyatakan ingin kegiatan selain bermain ski. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa wisatawan rela menghabiskan rata-rata US$300 per hari selama liburan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Âİ 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus