Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ryan Reynolds, aktor kenamaan yang dikenal melalui perannya di Deadpool membuat penampilan publik perdananya di Harvard Business School setelah digugat oleh sutradara film It Ends with Us, Justin Baldoni, karena berkonflik hukum dengan istrinya, Blake Lively. Reynolds menghadiri acara tersebut bersama Matt Higgins untuk berbicara dengan mahasiswa tentang pengalaman mereka di dunia bisnis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor: Dukungan Emily Baldoni untuk Justin Baldoni di Tengah Polemik Hukum dengan Blake Lively
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melalui unggahan Instagram Story pada 22 Januari 2025, Reynolds juga membagikan beberapa foto dari kunjungannya. “Kelas ini penuh dengan talenta luar biasa. Pertanyaan-pertanyaannya saja membuat saya lebih bijaksana,” tulis Reynolds, dilansir dari ENews. Reynolds lalu mengaitkan momen tersebut dengan ayahnya yang telah tiada. Ia menyebut bahwa jika sang ayah masih hidup, ia akan terkesan untuk melihatnya berbicara di Harvard.
Pilihan Editor: Video Syuting It Ends with Us Ungkap Ketegangan Antara Blake Lively dan Justin Baldoni
Sengketa Hukum yang Memanas
Kehadiran Reynolds di Harvard terjadi di tengah eskalasi sengketa hukum antara istrinya, Blake Lively, dan Justin Baldoni. Perselisihan ini bermula dari gugatan Lively pada 20 Desember 2024, ia menuduh Baldoni melakukan pelecehan seksual serta menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat. Baldoni, melalui gugatan balik pada 16 Januari 2025 senilai US$ 400 juta (sekitar Rp 6,5 triliun), menuding Lively, Reynolds, dan tim mereka melakukan fitnah serta pemerasan.
Dalam perkembangan terbaru, dilansir dari US Weekly, Baldoni melalui pengacaranya, Bryan Freedman, merilis rekaman di balik layar dari lokasi syuting It Ends with Us pada 21 Januari 2025. Rekaman tersebut diklaim Baldoni sebagai bukti untuk membantah tuduhan Lively. Namun, pihak Lively justru menyatakan bahwa video tersebut memperkuat argumen mereka.
Video Syuting Memicu Kontroversi Lanjutan
Rekaman itu menunjukkan Baldoni melakukan tindakan fisik seperti mencium kening Lively, mengusap wajahnya ke leher sang aktris, hingga menyentuh bibirnya tanpa koordinasi atau persetujuan. “Setiap momen dalam video ini adalah bentuk pelecehan,” ujar pengacara Lively, seperti dilansir The Mirror. Mereka menyebut tidak adanya koordinator intimasi di lokasi dan improvisasi Baldoni sebagai tindakan intimidasi.
Tim hukum Blake Lively juga menganggap perilisan video ini sebagai upaya manipulasi publik oleh Baldoni. “Ini adalah kelanjutan dari intimidasi mereka,” kata pengacara Lively. Sebagai tanggapan, pada hari yang sama, Lively dan Reynolds meminta pengadilan untuk mengeluarkan perintah perlindungan terhadap Freedman, dengan tuduhan bahwa pengacara Baldoni telah melancarkan kampanye media yang melecehkan dan membalas dendam.
INSTAGRAM | US WEEKLY | ENEWS | THE MIRROR
Pilihan Editor: Justin Baldoni Gugat Blake Lively Rp 6,5 Triliun atas Perseteruan di Film It Ends with Us