Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta menyatakan bakal segera menambah sistem peringatan dini atau Early Warning System atau EWS demi mengantisipasi banjir di sungai-sungai besar yang melintasi area perkotaan mulai Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menyandang predikat Kota Wisata, Yogyakarta memiliki potensi banjir karena dilalui tiga sungai besar yakni Sungai Code, Gajah Wong, dan Winongo. Di antara sungai yang melintasi perkotaan itu, ada yang menjadi hilir dari sungai yang berhulu di Gunung Merapi sehingga rawan terdampak banjir lahar dingin saat intensitas hujan meningkat tajam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Alat peringatan dini yang akan ditambahkan di tiga sungai itu akan menerapkan sistem automatic atau otomatis yang berbasis jaringan internet, sehingga melengkapi sistem manual yang selama ini sudah ada," kata Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Darmanto Kamis 30 Januari 2025.
Saat ini, kata Darmanto, total ada 17 titik EWS sistem manual yang sudah terpasang di tiga sungai besar yang melintasi Kota Yogyakarta. Dengan sistem otomatis ini, peringatan dini banjir akan bekerja dengan respon waktu lebih cepat, sebelum sungai-sungai meluap dan memicu banjir perkotaan. Dia menjelaskan selama ini ketiga sungai itu sudah dipasang EWS dengan sistem manual menggunakan frekuensi UHF sebanyak 17 titik.
Cara kerja EWS manual adalah jika terjadi kenaikan permukaan level air sungai yang terpantau melalui kamera CCTV dan informasi warga atau Kampung Tangguh Bencana (KTB), lalu petugas BPBD Kota Yogyakarta akan memberikan peringatan melalui radio komunikasi UHF. Sedangkan cara kerja sistem otomatis ini dimulai ketika muka air sungai mulai mengalami kenaikan level tertentu yang terpantau dari water level atau pengukur air. Secara otomatis, sistem akan mengeluarkan bunyi peringatan.
"Diharapkan dengan sistem otomatis ini persiapan evakuasi dan pengamanan area terdampak bisa lebih cepat. Dengan sistem otomatis ini lebih cepat respon time-nya karena level permukaan air terpantau lebih akurat dan sistem peringatan akan bekerja lebih responsif,” ujarnya.
Darmanto menambahkan, sistem peringatan dini yang baru ini akan dipasang masing-masing sebanyak tiga titik di setiap Sungai Code, Winongo dan Gajah Wong. Keberadaan alat peringatan dini penting bagi Yogyakarta demi meningkatkan kesiapsiagaan. Tak hanya demi keselamatan warga terutama yang tinggal di bantaran. Namun juga keamanan masyarakat secara umum termasuk wisatawan karena sungai sungai besar ini melintasi berbagai jembatan yang menghubungkan jalan jalan utama di Kota Yogyakarta.
“Mulai Februari 2025 alat baru ini sudah dioperasionalkan bersamaan masa puncak penghujan," kata dia.
Adapun Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menuturkan hingga Februari ini, sebagian besar wilayah di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta masih berpotensi diguyur hujan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat.
Wilayah yang diperkirakan masih diselimuti hujan sedang-lebat antara lain Kabupaten Bantul dan Gunungkidul dalam kategori waspada (curah hujan 150 – 200 mm/dasarian), Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo dalam kategori Siaga (curah hujan 200-300 mm/dasarian).
"Dengan adanya peningkatan curah hujan dengan potensi hujan sedang hingga lebat awal Februari 2025 di seluruh wilayah DI Yogyakarta, perlu menjadi kewaspadaan dan pertimbangan untuk melakukan langkah mitigasi," kata Reni.
Pilihan editor: Tiga Pantai di Yogyakarta Diprediksi Diguyur Hujan Pekan Ini