Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Seniman Tradisional dan Musisi Asing di Jenang Suro Banyuwangi

Pagelaran Jenang Suro Banyuwangi dalam rangkaian memperingati Bulan Suro (Muharram) dihelat pada 21-22 Oktober.

22 Oktober 2017 | 06.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Masyarakat Desa Balak, Kecamatan Songgon, Banyuwangi menyelenggarakan pagelaran Jenang Suro dalam rangkaian memperingati Bulan Suro (Muharram), 21-22 Oktober 2017. Tempo/David Priyashidarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Banyuwangi -Masyarakat Banyuwangi menyelenggarakan Pagelaran Jenang Suro dalam rangkaian memperingati Bulan Suro (Muharram). Pagelaran Jenang Suro ini digelar Sabtu dan Minggu, 21-22 Oktober 2017 di Desa Balak, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beragam acara dilakukan dalam pagelaran selama dua hari tersebut. Mulai dari pembuatan jenang suro, ritual dan kirab jenang suro hingga makan jenang suro gratis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu ada pertunjukan pentas budaya, musik dan tari tradisional, kontemporer, world music kolaborasi seniman tradisional dari desa-desa Banyuwangi dan seniman manca negara. Ada juga sarasehan budaya serta pameran hasil UMKM masyarakat desa seperti produk kopi duren.

Kepala Desa Balak, Ribud Santoso mengatakan masyarakat desa bersama pergerakan HIDORA (Hiduplah Indonesia Raya) berusaha menghidupkan kembali tradisi-tradisi tua di Desa Balak. Tradisi itu sebagian telah surut, namun jejaknya masih bisa ditelusuri.

Pembuatan jenang suro dilakukan warga dengan menggunakan wajan atau panci yang sangat besar. Mereka mengaduk beramai-ramai dengan pengaduk besar seperti dayung perahu. Dalam proses ini muncullah semangat gotong-royong, kebersamaan, kekompakan, tolong-menolong, jiwa berbagi, dan lainnya.

Bachtiar Djanan dari Hidora mengatakan dalam Pegelaran Jenang Suro, akan tampil beberapa seniman dari Desa Rengel Kabupaten Tuban, Kota Malang serta dari desa Ubud Bali. Selain itu beberapa seniman mancanegara dari Perancis, Belanda, dan Australia, akan tampil dalam pentas seni budaya, sekaligus berkolaborasi dengan berbagai kesenian tradisional Banyuwangi.

Bachtiar memgatakan kehadiran seniman dari luar kota Banyuwangi dan mancanegara ini adalah bentuk apresiasi dan dukungan mereka pada gerakan-gerakan kebudayaan yang tumbuh dari desa. "Mereka semua tampil tidak dibayar, warga desa secara gotong-royong menyediakan kamar untuk mereka menginap di rumah-rumah warga, dan menyediakan konsumsi selama kegiatan," katanya.

DAVID PRIYASIDHARTA (Banyuwangi)

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus