Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Tradisi Pacuan Kuda Bima akan Didorong Jadi Agenda Wisata Nasional

Pacuan kuda Bima atau pacoa jara merupakan tradisi turun temurun di Kabupaten Bima yang sudah ada sejak zaman penjajahan Jepang.

13 Juni 2021 | 14.59 WIB

Para joki cilik dengan kuda pacuannya melaju kencang dalam sesi latihan di arena pacuan kuda Desa Panda, Bima, NTB, Minggu (13/6/2021). (ANTARA/Dhimas B.P.)
Perbesar
Para joki cilik dengan kuda pacuannya melaju kencang dalam sesi latihan di arena pacuan kuda Desa Panda, Bima, NTB, Minggu (13/6/2021). (ANTARA/Dhimas B.P.)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menilai Tradisi Pacuan Kuda di Kabupaten Bima merupakan potensi daerah yang perlu dikembangkan. Menurut dia, tradisi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik pariwisata Bima.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sandiaga pun mengatakan akan membuat Bima dan tradisi itu menjadi destinasi wisata nasional. "Karenanya, kita akan melihat dari segi revitalisasi fasilitas. Tadi ada beberapa permintaan agar event ini bisa ditingkatkan ke skala nasional," kata dia, Ahad, 13 Juni 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Salah satu yang perlu dilakukan, menurut Sandiaga, adalah rencana peningkatan sumber daya manusia. Lebih khusus kepada para penunggang pacuan kuda atau joki cilik yang berasal dari kalangan anak-anak usia sekolah dasar.

"Kita akan pastikan kegiatan ini juga sesuai dengan kelayakan dari segi perlindungan anak. Kita akan melakukannya dengan pendekatan yang inovatif, adaptif dengan keadaan terkini sekarang," kata Sandiaga.

Pacuan kuda Bima atau pacoa jara merupakan tradisi turun temurun di Kabupaten Bima yang sudah ada sejak zaman penjajahan Jepang. Acara itu diikuti oleh para joki cilik yang berusia 6-9 tahun tanpa menggunakan pelana.

Salah satu arena pacuan kuda terletak di Desa Panda, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima. Lokasi itu menjadi salah satu lokasi yang ditetapkan pemerintah setempat sebagai ajang balap kuda.

Di sana, pacuan kuda ini rutin digelar masyarakat dalam dua kali sepekan. Untuk event tahunan, tradisi ini kerap dilaksanakan pada momentum hari jadi Bima pada Juli, perayaan hari Kemerdekaan Republik Indonesia dan juga hari ulang tahun NTT di akhir tahun.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus