Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Bandara baru Yogyakarta International Airport atau YIA dijadwalkan beroperasi penuh pada 29 Maret 2020. Pada akhir Maret itu, Angkasa Pura I menargetkan sudah memindahkan seluruh aktivitas kebandaraan dari bandara lama Yogyakarta, Bandara Adisutjipto, ke bandara baru yang lokasinya ada di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bandara YIA memiliki terminal seluas 219.000 meter persegi, dengan daya tampung 20 juta penumpang per tahun plus runway seluas 3.250 x 45 meter persegi itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat Banadara YIA beroperasi, pemerintah DIY tengah menyiapkan pula dua hal. Pertama soal galeri untuk usaha kecil menengah (UKM) dan kedua jalur khusus untuk bus antar kota dalam provinsi (AKDP) dari Yogyakarta menuju bandara baru itu.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop UKM) DIY, Srie Nurkyatsiwi mengatakan, pemerintah DIY telah menyediakan space untuk ruang galeri UKM seluas 1.513 meter persegi, di area keberangkatan domestik bandara YIA.
“Tahapan pembangunan galeri di YIA itu dimulai akhir Maret dan selesai bulan Juni 2020,” ujar Srie usai paparan kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat, 28 Februari 2020.
Srie menuturkan sementara ini, kuota untuk penempatan UMKM di galeri Bandara YIA tersebut masih dalam perhitungan. Namun ia memperkirakan akan ada kurang lebih 300 UMKM.
Srie memastikan, produk-produk UMKM yang menempati galeri itu akan melalui proses kurasi. Tidak hanya sekedar menampilkan produk saja. Sehingga fungsi galeri di Bandara YIA itu memang kuat juga pada sisi bisnis, tidak hanya fungsi pembinaan.
“Targetnya galeri itu bisa membuat UMKM di sana naik kelas, yang mikro bisa naik ke kecil, yang kecil naik ke menengah, dan yang menengah lebih berkembang,” ujar Srie.
Selain itu, galeri di bandara YIA itu juga diharapkan bisa menjadi siklus interaksi lebih luas bagi UMKM. Tidak hanya untuk di kawasan Bandara YIA saja, tetapi juga merambah wilayah perbatasan Kulon Progo seperti Magelang, Purworejo dan Klaten Jawa Tengah.
Bandara YIA bakal meningkatkan jumlah penumpang ke Yogyakarta dan membuka rute-rute baru. Selain itu, bisa mendorong peningkatan wisatawan ke Yogyakarta. Dok. Kemenparekraf
Jalur Khusus Bus
Sementara terkait penyediaan jalur khusus untuk bus antar kota dalam provinsi (AKDP) menuju bandara YIA, Kepala Dinas Perhubungan DIY Tavip Agus Rayanto menuturkan, hal itu sebagai bagian rencana pendukung pengadaan transportasi saat bandara baru beroperasi penuh akhir Maret.
Menurutnya, saat ini belum banyak moda yang bisa mengantar sampai ke bandara baru itu. Sehingga perlu transportasi umum massal untuk meminimalisir kemacetan. “Untuk membantu memperlancar arus lalu lintas itu dengan jalur khusus bus AKDP,” ujarnya.
Konsep jalur khusus bus AKDP itu kurang lebih akan sama dengan yang sudah terbentuk di bandara lama Adisutjipto. Menurutnya, Bandara Adisutjipto menjadi percontohan terbaik integrasi moda dengan adanya pesawat, kereta dan angkutan darat.
Mercedes Benz Sprinter jadi moda pengangkut penumpang ke bandara baru Yogyakarta International Airport (YIA) Kulonprogo. Tempo/Pribadi Wicaksono
General Manager Angkasa Pura 1 Yogyakarta Agus Pandu Purnama sebelumnya mengungkapkan pemindahan aktivitas pelayanan dimaksudkan untuk mengoptimalkan peran Bandara YIA, sebagai pintu masuk untuk kawasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan.
Pandu menuturkan optimalisasi YIA akan meningkatkan jumlah pelancong yang ingin ke Yogyakarta atau destinasi di sekitarnya. Apalagi di dalam bandara yang baru, dari sisi luas, kapasitas, maupun fasilitasnya melebihi bandara sebelumnya.
PRIBADI WICAKSONO