Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mungkin masih banyak masyarakat yang belum tahu bahwa Tambang Batubara Ombilin di Kota Sawahlunto Sumatera Barat merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO. Tambang batubara ini bahkan merupakan tambang batubara tertua di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Maka tak heran dalam rangkaian Festival Indonesia Hidden Heritage Week (IHHW) 2021, Tambang Batubara Ombilin menjadi salah satu tujuan destinasi wisata virtual. “Virtual tour mengambil Tambang Batubara Ombilin karena situs ini merupakan satu dari 5 situs lain di dunia yang ditetapkan UNESCO pada 2019,” kata Nofa Farida Lestari, Founder sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Hidden Heritage (IHH).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wisata virtual yang digelar pada 21 Oktober lalu itu dipandu oleh Wali Kota Sawahlunto Deri Asta, Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat dan Komunitas Konten Kreator Sawahlunto.
Menurut Deri, Situs Tambang Batubara Ombilin dikenal dengan nama Warisan Tambang Batubara Ombilin. “Situs yang di Sawahlunto ini masuk sebagai Warisan Budaya Dunia kelima Indonesia setelah Candi Borobudur dan Prambanan pada 2012, Situs Sangiran di tahun 1996 serta Sistem Subak Bali pada 2012,” kata dia.
Melihat sejarahnya, Ombilin merupakan efek dari masuknya teknologi industri Eropa pada 1800-an dengan ditemukannya mesin-mesin uap dan bahan bakar. Selain itu, ditemukan lapisan tanah hitam di Ombilin yang setelah diteliti disebut batubara dengan cadangan deposit yang sangat besar dan kalori sangat bagus. Setelah itu dilakukan penambangan batubara oleh Kolonial Belanda.
Ada 3 komponen yang ditetapkan sebagai warisan tambang batubara. Pertama, Sawahlunto sebagai kota fasilitas. Kedua, struktur perkeretaapian dan ketiga, penyimpanan batubara di Pelabuhan Teluk Bayur.
Ombilin berbeda dengan warisan situs budaya lain karena terdiri dari 3 area yang sangat luas. Selain pertambangan, di sana ada pembangkit listrik dan air serta dapur umur dengan kapasitas lebih dari 6 ribu ransum yang memakai teknologi Jerman serta rumah sakit.
Area A adalah kota tambang Sawahlunto. Area B adalah fasilitas struktur perkeretaapian dan sekarang ada peninggalan Lokomotif Mak Itam yang disimpan di Museum Kereta Api Sawahlunto. Ini adalah museum kereta api kedua di Indonesia setelah Ambarawa.
Area C adalah fasilitas penyimpanan batubara di Teluk Bayur dan inilah yang membuka akses batubara di Sumatera bagian tengah saat itu. Dari semua itu, dapat dilihat bahwa Tambang Batubara Ombilin adalah hasil perpaduan teknologi industri dengan budaya lokal.
Nofa mengatakan tur virtual ke Warisan Tambang Batubara Ombilin ini merupakan bagian dari komitmen kreatif hub Indonesia Hidden Heritage dalam mempromosikan wisata sejarah budaya kepada seluruh pencinta traveling dan pegiat sejarah budaya.