Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Yogyakarta Klasterisasi Kawasan Cagar Budaya, Dibuatkan Festival untuk Wisata Minat Khusus

Magnet kunjungan wisata ke Kota Yogyakarta, selama ini salah satunya dilatari rasa klangenan terhadap melimpahnya kawasan cagar budayanya.

4 Desember 2022 | 20.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta menggelar Festival Jogja Kota atau Festa yang dipusatkan di Embung Giwangan Kota Yogyakarta pada 2 hingga 4 Desember 2022. Festival ini hadir untuk memamerkan potensi sejumlah kawasan cagar budaya yang telah diklasterisasi berdasarkan keunikannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Yogya selama ini punya empat kawasan cagar budaya dengan sosio culture yang cukup kaya, ini yang perlu diekspose agar wisatawan tahu dan menjadikannya minat khusus saat mengeksplorasi Yogyakarta," kata Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun empat klaster kawasan cagar budaya itu antara lain Keraton, Kotabaru, Kotagede dan Pakualaman.

Yetti menjelaskan empat kawasan itu memiliki cagar budaya warisan zaman Kerajaan Mataram hingga masa kolonial yang bisa menjadi magnet pendongkrak wisata kawasan sekitarnya, terutama dalam hal minat khusus. Dari empat kawasan itulah bisa dikemas paket wisata dan festival budaya yang berbeda sesuai ciri khasnya, seperti untuk kawasan Keraton Yogya, dibentuk festival Jagongan Kraton.

"Jagongan Kraton ini berisi kolaborasi Kecamatan Kraton, Ngampilan, Wirobrajan, Mantrijeron, Gedongtengen dan Tegalrejo," kata Yetti.

Dalam Jagongan Kraton itu, pelaku wisata menggarap potensi produk kuliner seperti nasi gurih dan endog abang. Adapun untuk kawasan Pakualaman dibuat Jagongan Pakualaman yang berisi kolaborasi Kecamatan Pakualaman, Gondomanan dan Mergangsan untuk mengekspos potensi seperti produk jamu, kerajinan bambu dan keris.

Untuk kawasan Kotabaru dibuat Jagongan Kotabaru untuk mengekspos potensi Kecamatan Gondokusuman, Jetis dan Danurejan, seperti produk wayang uwuh hasil kreasi daur ulang sampah. Sedangkan di kawasan Kota Gede dibuat Jagongan Kotagede hasil kolaborasi Kecamatan Umbulharjo dan Kotagede yang menggarap potensi jamu dan blangkon.

"Dengan festival itu, wisatawan bisa berburu cinderamata itu berdasarkan minatnya," kata Yetti.

Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya mengatakan magnet kunjungan wisata ke Kota Yogyakarta, selama ini salah satunya dilatari rasa klangenan terhadap melimpahnya kawasan cagar budayanya yang masih terjaga di wilayah itu. "Dari cagar budaya yang masih terjaga baik itu, kampung-kampung di sekitarnya perlu menjadi penyangga sesuai klaster ciri kawasan cagar budayanya,” kata dia.

Festival Jogja Kota itu digelar mulai pukul 15.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB setiap harinya. Kegiatan itu juga dimeriahkan pertunjukan dan music dari DJ Dylan, kabaret show, Musik Angkringan, Udara Band, Rubah di Selatan, FLKFSTVLS, Evan Loss hingga The Rain.

Setiap sore ada sesi diskusi interaktif terkait film dan Yogyakarta masa depan dalam Afternoon Tea. Festival Jogja Kota Tahun 2022 ini terbuka untuk umum dan gratis. 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus