Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MATAHARI persis di ubun-ubun, Rabu pekan lalu. Manohara baru saja bangun di kamar 2014 Hotel Grand Hyatt, Jakarta. Padahal ia sedang ditunggu Laskar Merah Putih, yang akan mengajaknya berunjuk rasa ke Kedutaan Besar Malaysia, memprotes provokasi di perairan Ambalat.
Butuh satu jam sebelum Mano keluar dari kamarnya. Sebelum turun berdemo, ia memberikan kesempatan untuk diwawancarai Anton Aprianto dari Tempo, seputar persoalan hukum yang dihadapinya.
Bagaimana perasaan Anda setelah melapor ke polisi dan menjalani visum?
Tentunya lega. Itu bukti Mano serius melanjutkan proses hukum itu.
Apa alasan melaporkan delapan orang itu ke polisi?
Karena mereka terlibat, jahat. Fakhry menyiksa Mano. Soberi dan pengawal Fakhry, Azhari, pernah memukul Mano di pesawat ketika Umrah, 9 Maret 2008. Ichsan mencemarkan nama Mano. Kalau pilot, karena dia yang menerbangkan pesawat pada saat penculikan.
Lalu, Sultan dan Permaisuri?
Mereka mengetahui bahwa Fakhry sering menyiksa Mano, tetapi membiarkan hal itu. Sultan itu baik, tapi dia takut sama Permaisuri. Istrinya yang berkuasa.
Ada juga Materah, istri Soberi, kenapa dia dilaporkan?
Dia memegangi Mano di pesawat itu. Bahkan ia menekan tubuh Mano untuk tidur di karpet. Ia juga diam saja ketika suaminya pukul kepala Mano ketika berteriak di pesawat.
Sejak kapan Fakhry memulai kekerasan?
Kalau fisik, sejak di pesawat itu. Tetapi, kalau tekanan seperti kata-kata kasar, dia sudah melakukannya sejak hari pernikahan, 26 Agustus 2008.
Seperti apa?
Maaf, seperti perkataan ”semua perempuan Indonesia bisa dibeli”. Kurang ajar memang. Cemburuannya juga keterlaluan.
Di mana Fakhry kerap melakukan kekerasan?
Di kamar kami. Itu kamar rahasia, pintunya tersembunyi. Dari luar seperti rak buku, tapi sebenarnya pintu. Sejak pulang umrah, Mano disekap di sana dan dikawal dua penjaga.
Setiap hari Anda menghabiskan waktu di kamar?
Ya. Karena tidak bisa keluar. Dibatasi. Ada televisi, tapi hanya buat mutar VCD. Komputer juga mati. Mano menghabiskan waktu dengan berdoa dan menggambar.
Tetapi makan selalu disediakan?
Soal makan, itu dijamin. Tetap diberi obat. Jadi, Mano lebih memilih makan roti. Itu pun sembunyi-sembunyi, karena ada pembantu yang baik.
Mengapa makanan itu diberi obat?
Mereka pengen Mano cepat hamil, supaya Sultan cepat dapat cucu. Menantu Sultan hanya Mano. Ada kakak laki-laki Fakhry yang pernah menikah, tetapi sudah bercerai.
Setiap hari Fakhry tidur di kamar itu?
Ya. Tetapi dia minta Mano tidur di lantai. Mano senang, karena tidak sama dia.
Kapan saatnya Fakhry menyiksa Anda?
Setiap hari. Dia kalau datang ke kamar sering marah-marah sendiri. Tiba-tiba bilang ”I love you”, tapi menyiksa juga.
Di Istana itu, ada yang bersimpati pada Anda?
Ada, satu orang. Kedudukannya lebih tinggi dari Fakhry, tetapi Mano tidak bisa menyebut namanya. Dia yang membantu Mano pulang ke Indonesia.
Berapa orang anggota keluarga Istana Kelantan yang tinggal di sana?
Cuma Mano dan Fakhry, Sultan dan Permaisuri, serta adik perempuan Fakhry. Dua kakak laki-laki Fakhry tinggal di luar Istana.
Menurut Anda, kenapa Fakhry tega melakukan itu?
Saya tidak tahu. Awalnya dia itu lembut. Sebelum menikah, Mano kenal dia dua tahun. Tetapi, kata seorang kerabat Istana, dia itu anak yang paling disayang, meskipun anak ketiga. Semua keinginannya dipenuhi Sultan. Jadi terlalu manja.
Kenapa Anda mau menikah dengan Fakhry?
Awal Agustus 2008 itu, Mano diajak berkenalan dengan keluarga Kelantan. Pas sudah di sana, dipaksa menikah. Kalau menolak, bisa mempermalukan kerajaan. Soberi bahkan mengancam memotong leher Mano.
Bagaimana kalau Fakhry meminta Anda pulang dan berjanji akan mengubah sikapnya?
Saya tidak akan pernah ke sana lagi. Saya memilih jadi janda.
Sejauh ini, Anda pernah mendapat ancaman ketika membuka soal kekerasan itu?
Cuma Soberi aja, dia bilang kasar di televisi. Fakhry, tiga hari lalu (Ahad dua pekan lalu), melalui kerabat Kelantan Dato’ Kadar Shah, memberikan tawaran US$ 2 juta, supaya Mano diam. Tapi Mano tolak.
Kalau polisi Malaysia meminta Anda melapor atau mengulang visum di sana?
Mano tidak mau. Kalau mereka datang ke sini, silakan. Keluarga Sultan sangat berkuasa, bisa kapan saja menculik Mano kalau ke Malaysia.
Kalau kasus Anda berlanjut, siapa orang Istana Kelantan yang mau jadi saksi?
Ada satu orang, tetapi Mano tak yakin. Paling cuma Dato’ Kadar Shah, yang sering membantu Mano.
Rencana ke depan seperti apa?
Setelah pulang, alhamdulillah, banyak tawaran iklan dan sinetron. Mano jalani dulu. Ke depan, Mano ingin sekolah bisnis.
Kapan mencari pendamping lagi?
Belum, ya.... Kalaupun nanti, pilihannya bukan laki-laki yang suka menyiksa. Orangnya baik dan, yang tak kalah penting, dia lucu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo