Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Awas Bayi

Supinah menculik bayi keluarga martono di gilimanuk. kemudian dibawa ke desa kalitajen, 20 km dari banyuwangi. supinah telah tertangkap tapi belum diketahui motif penculikan itu. (krim)

21 Februari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WANITA yang datang tanggal 20 Desember itu cantik juga. Ia mengaku adik dari Trobus. Keluarga Trobus beberapa hari berselang datang ke Bali dan menginap di rumah Martono -- rumah yang kini didatangi perempuan cantik bernama Supinah itu. Keluarga Martono, karena hal itu, sedikitpun tidak merasa curiga atas tamunya Martono adalah teman dekat keluarga Trobus. Begitulah mulanya, Supinah yang mengaku masih gadis itu baik hati pula: suka membantu di rumah. Ia sering disuruh menjaga bayi, puteri terkecil keluarga tersebut, umur 7 bulan. Keesokan harinya seisi rumah jadi gempar karena sang bayi hilang bersama kaburnya Supinah. Hal ini segera dilaporkan kepada petugas di Gilimanuk, termasuk Camat Melaya Nyonya Wartama. Ternyata Supinah pagi itu menyeberang ke Banyuwangi dengan kapal kecil Nusa Baru. Sang bayi dibawa ke Desa Kalitajen, 20 kilometer dari Banyuwangi, di mana tinggal keluarga Supinah. Kepada adiknya, perempuan ini berpesan agar bayi tersebut dipelihara baik-baik. "Ibunya meninggal dunia, kalau menangis kasih saja susu bubuk", konon pesan Supinah kepada si adik. Setelah itu, ia kembali lagi ke Banyuwangi, praktek sebagai wanita tuna susila -- sampai akhirnya ia tertangkap oleh polisi di Kampung Ujung Banyuwangi, 9 hari kemudian, saat asyik dengan langganannya menonton wayang. Manusia Kecil Supinah yang sering mondar-mandir ke Gilimanuk itu, segera dibawa ke sana. Dalam pengusutan, ia mengatakan babwa bayi tersebut ditaruh di Desa Gelenmor, Banyuwangi. Khawatir akan keselamatan sang bayi, sebuah colt segera dicarter menuju Banyuwangi oleh Gendra Wibawa, petugas Kejaksaan di Pos Gilimanuk dan Pelda Pol. Swandi, beserta Supinah. Ternyata wanita ini berbohong. Bayi tersebut tak ada di Gelenmor. Kendaraan tersebut meluncur pula ke Kalitajen, setelah Supinah mengaku di bawah ancaman. Barulah sang bayi culikan ditemui, untung masih dalam keadaan tetap sehat, dipangku adik Supinah sendiri. Hari itu juga manusia kecil itu diserahkan kepada keluarga Martono. Supinah yang kini tersekap di tahanan mendapat kunjungan ramai dari masyarakat setempat, nampaknya ingin melihat wajah seorang wanita -- pelacur lagi -- penculik. Kasihan juga. Para petugas di Gilimanuk yang menangani peristiwa ini belum bisa menerangkan apa motif penculikan tersebut. Apakah Supinah hanya alat dari satu komplotan penculik yang ingin melakukan pemerasan. Kejadian semacam begini di daerah tersebut adalah yang kedua kalinya, setelah beberapa bulan yang lalu dua orang anak kecil dimasukkan ke dalam karung, akan diselundupkan ke Banyuwangi juga. Kasus inipun belum ketahuan ujungnya, walaupun kejadiannya sudah terbongkar. Itu juga yang menyebabkan kekhawatiran kalangan setempat, tentang kemungkinan adanya komplotan di belakang wanita yang menurut masyarakat sudah tersesat itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus