Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
IRISAN mangga belum sampai ke perut, ketika Seleng, 7, berhenti mengunyah. Kunyahan terakhirnya dilakukan bersama kedua adiknya, Hamka, 5, dan Gising, 3, sebelum sang ayah, Kuri Daeng Jalling, menebaskan kelewang ke tubuh mereka. Kampung Beru, Batang-Jeneponto, di ujung selatan daratan Sulawesi, Sabtu pekan lalu itu jadi geger. Kuri, 32, sebenarnya ayah yang baik, mencukupi nafkah keluarganya dengan menjadi tukang cukur. Di hari yang mengenaskan itu, sekitar pukul 15.00, ia mengupaskan mangga untuk anak-anaknya. Sementara itu, istrinya, Bulaeng Daeng Ti'no, 28, menggendong anak terkecilnya, Basse, yang baru berumur 8 bulan. Tapi, entah setan mana yang menguasainya, mendadak Kuri berdiri beringas, mengambit kelewang, dan membacok istri dan bayinya berkali-kali. Tapi wanita itu tak hilang kesadaran. Dia lari menerobos dinding bilik belakang, terjun dari rumah panggungnya, kemudian terkapar di bawah. Melihat "mangsanya" lolos, Kuri berbalik menyerang tiga anaknya yang masih terpana memegang mangga, himgga tewas saat itu juga. Hanya Hasanuddin, 9, yang luput dari amukan, karena anak pertama itu sedang mengantar makanan untuk pekerja di sawah. Tak seorang pun tahu mengapa Kuri jadi kesetanan. Juga istrinya. "Selama sepuluh tahun kawin, tak pernah kami bertengkar," tutur Bulaeng lirih, di pembaringannya. Persoalan makin gelap, ketika Minggu subuh petugas menemukan Kuri tergeletak mati dalam selnya, sebelum sempat memberi keterangan. Pihak keluarga menyebutkan bahwa ia bunuh diri, dengan membenturkan kepala ke tembok, setelah sadar apa yang telah terjadi. Tapi kapolres Jeneponto, Letnan Kolonel Paduppa, membantah: "Kematiannya karena luka sewaktu dikeroyok massa." Tak dibawa ke rumah sakit? "Ia dirawat di Polres," kata Paduppa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo