Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Bisa Jadi Bom Waktu

19 Maret 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di Jakarta, taksi menjadi salah satu kendaraan umum yang paling banyak menggunakan bahan bakar gas (BBG), selain bus Transjakarta. Contohnya, taksi Kosti Jaya dengan nomor pintu 1.026 yang dikemudikan Khafidin. Taksi itu memakai tabung compressed natural gas (CNG) merk Faber, persis milik Steve Sugita yang meledak itu.

Berbeda dengan tabung Steve, Khafidin mengaku bahwa tabung yang dipasang di bagasi belakang taksi yang sudah jadi milik pribadinya itu tak pernah bermasalah. ”Sejak saya pasang di PT Gas Biru pada 1995, nggak ada masalah,” ujarnya.

Dosen metalurgi Universitas Indonesia Bustanul Arifin mengatakan, pengawasan terhadap tabung CNG yang dipakai di kendaraan sangat penting. ”Pada waktu-waktu tertentu harus dilakukan cek atau tera ulang,” ujar Bustanul. Cek ulang ini untuk mengetahui, antara lain, apakah telah terjadi korosi pada tabung.

Menurut Bustanil, akan ada unsur uap air dalam gas se-tiap kali pengisian. Tapi itu tak bermasalah jika kandung-annya sesuai dengan ketentuan, yakni maksimum 2 pon untuk setiap kali pengisian gas. ”Kalau kandungan airnya 2 pon, setiap lima tahun sekali air harus dikuras,” katanya.

Uap air yang kemudian menjadi air ini yang menimbulkan karat pada tabung. ”Kalau tidak ada air, tabung relatif aman,” kata Johny Wahyuadi, dosen bidang korosi jurusan metalurgi UI. Korosi ini menurunkan ketebalan material tabung, yang kemudian dapat menimbulkan kebocoran. ”Kalau ketebalannya berkurang, sementara tekanannya tetap, atau karena ada percikan api, tabung bisa meledak,” katanya.

Unsur terpenting lain yang harus terdapat pada material tabung CNG adalah molybdenum (Mo) dan krom. Krom untuk kekuatan dan molybdenum untuk meningkatkan daya tahan terhadap korosi. Di luar itu, hal wajib lainnya yang harus disertakan produsen tabung adalah mencatumkan tanggal batas waktu pemakaian tabung. ”Kalau tidak ada batas kedaluwarsanya, sama saja kita menyimpan bom waktu,” ujar Bustanul.

Dimas A.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus