KEGIATAN bisnis, rupanya, kini sudah menjamah sampai ke liang kubur. Delapan tersangka pembongkar kubur, yang mengimpikan akan mendapat Rp 40 juta dengan cara menjual tulang-belulang manusia, dua pekan lalu ditangkap polisi Bandung. Beberapa tersangka lagi, yang diduga mendalangi dan yang mengotaki pembongkaran kubur itu, menurut kepala Polres Bandung, Letkol Moh. Morip, kini terus dikejar. Kubur yang dibongkar, yang isinya bakal laku puluhan juta rupiah itu, ada di Desa Bale Endah, Bandung. Itu adalah kubur Nyi Anah, ibu dua anak yang meninggal 11 tahun lalu, dalam usia 30 tahun. Ia, oleh para pembongkar - satu di antaranya adalah keponakannya sendiri - diduga memiliki ilmu batu karang, semacam ilmu kebal. Pemilik ilmu itu, bila meninggal, mayatnya akan tingga utuh meski badannya mengkeret sampal tinggal sekitar satu meter saja. Konon, yang bisa memiliki mayat macam begitu bisa kebal dan semua usahanya lancar. Adalah Tardi, 27, sang keponakan, yang meniup-niupkan seolah bibinya mempunyai ilmu itu. Sekitar tiga bulan lalu, sewaktu ia memindahkan kubur Anah, ia merasa tubuh bibinya itu masih utuh. Kebetulan, beberapa waktu setelah itu, ada kenalannya yang mengatakan bahwa ada yang berminat mem beli mayat yang dalam keadaan uuh. Harganya, tidak tanggung-tanggung, Rp 40 juta. Si pemesan itu ada dua orang, Toto dan Basari, yang belum diketahui apa ada hubungannya atau tidak. Orang yang diberi order akhirnya menghubungi Endut, seorang pedagang batu cincin dan barang antik. Endut lalu mengembangkan lebih jauh sampai, akhirnya, beberapa orang penduduk Bale Endah, termasuk Tardi, tergiur membongkar kubur. Pada malam yang ditentukan, dua pekan lalu, Tardi dan kawan-kawan melaksanakan niat mereka. Seterusnya Aid dan Amik, yang mendapat mandat, diaiak dua orang yang tak mereka kenal ke rumah Basari. Di situ dilakukan pengukuran terhadap mayat yang masih ditutup kain kafan. Dan, kata Aid, semua yang hadir jadi kecewa. "Mereka bilang, mayat tak memenuhi syarat, lalu kami ditinggal pergi," katanya. Barangkali memang tak memenuhi syarat. Sebab, menurut pihak keluarga Anah, wanita penjual gado-gado itu sama sekali tak pernah memilrki ilmu apa pun. Ia, kata Sukmana, keponakan Anah yang lain, hanyalah seorang yang mati muda karena penyakit TBC kronis. Dan, karena teman-temannya juga kemudian menolak dititipi jasad Anah yang tak laku dijual itu, Aid menguburkannya. Esok harinya, ia dan semua yang terlibat urusan membongkar kubur itu ditangkap. Yang masih dicari adalah Toto dan Basari, yang, menurut Endang, salah seorang tersangka, dulu mengatakan bahwa mayat utuh itu akan digunakan untuk penelitian dan dimuseumkan. Hanya saja, Letkol Morip belum berani memastikan kebenarannya karena Toto dan Basari belum tertangkap. Kasus pencurian mayat bukan baru kali ini terjadi. Februari lalu, sebuah kubur dibongkar di Desa Cipadung, Bandung. Bulan berikutnya, jasad Nasem yang meninggal pada malam Jumat Kliwon di Desa Tambak, Indramayu, Jawa Barat, juga hilang. Beberapa hari kemudian, jasad itu ditemukan di rawa dalam keadaan sudah terpotong dua, dan bibir, hidung, serta rambut telah dibabat. (TEMPO, 6 April 1985). Dan, seperti kasus di Bale Endah, kedua kasus yang terjadi beberapa bulan lalu itu tetap saja penuh misteri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini