Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan Kodam Cenderawasih Kolonel Infanteri Candra Kurniawan mengatakan puluhan tenaga medis dan guru telah dievakuasi dari Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Evakuasi dilakukan guna mengantisipasi serangan lanjutan oleh kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) yang sebelumnya menewaskan enam orang guru pada Jumat, 21 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para guru dan tenaga medis yang dievakuasi berasal dari Distrik Heriapini, Distrik Kosarek, Distrik Ubalihi, Distrik Nisikni, Distrik Walma, dan Distrik Kabianggama. “Evakuasi dilakukan menggunakan Pesawat Adventist Aviation dengan jumlah penumpang sebanyak 58 orang, 4 anak-anak dan 1 warga sipil melalui bandara Wamena,” kata Kurniawan melalui keterangan tertulis, Sabtu, 22 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Guru dan tenaga medis tersebut diterbangkan dari Wamena menuju Jayapura pada Sabtu sore waktu setempat. Kurniawan mengatakan Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz sudah dikerahkan ke Yahukimo untuk mengantisipasi serangan terhadap warga sipil.
Sebelumnya, enam orang guru di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, dilaporkan tewas dalam sebuah serangan oleh kelompok bersenjata pada Jumat, 21 Maret 2025. Korban tewas diduga dengan cara dibakar saat berada di dalam bangunan sekolah.
“Benar, enam orang guru tewas dalam serangan yang biadab dan tidak berperikemanusiaan. Dalam serangan ini mereka membakar sekolah dan rumah guru,” kata Kepala Pusat Penerangan Kodam Cenderawasih Kolonel Infanteri Candra Kurniawan
Kurniawan menduga serangan tersebut dilakukan oleh kelompok bersenjata dari TPNPB-OPM. Dia mengatakan korban tewas dengan cara dibakar hidup-hidup.
Dari enam orang korban, kata Kurniawan, empat di antaranya sudah teridentifikasi. Salah satu korban diketahui merupakan tenaga kesehatan yang bertugas di Distrik Anggruk.
Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom menyatakan kelompoknya merupakan otak di balik serangan tersebut. Dia mengatakan serangan itu dilakukan karena para korban adalah bagian dari intelijen yang dikerahkan oleh aparat keamanan di Yahukimo.
“Kami bertanggung jawab atas penyerangan ini dan kami telah membunuh enam guru dan tenaga medis serta membakar rumah-rumah agen intelijen,” kata Sebby dikutip dalam keterangan pers, Sabtu, 22 Maret 2025.