Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Maut di Ulang Tahun Perkawinan

Mengendarai mobil Nissan Skyline GT-R, Wakil Jaksa Agung Arminsyah tewas dalam kecelakaan lalu lintas di jalan tol Jagorawi Kilometer 13 arah Jakarta. Gemar balap mobil sejak dulu.

11 April 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suasana pemakaman Wakil Jaksa Agung Arminsyah di Tempat Pemakaman Umum Pedongkelan, Jakarta, 5 April 2020./ANTARA/Rivan Awal Lingga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Wakil Jaksa Agung Arminsyah menggandrungi dunia otomotif sejak dulu.

  • Ia memiliki mobil lawas yang disulap jadi mobil balap.

  • Saat kecelakaan, ia mengendarai mobil Nissan Skyline GT-R milik seorang pengusaha.

PERCAKAPAN terakhir itu berlangsung pada Sabtu siang, 4 April lalu. Wakil Jaksa Agung Arminsyah meminta Ketua Mercedes One Make Race Iswahyudi bertandang ke rumahnya di kompleks Tanjung Mas Raya, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tiba di perumahan itu sekitar pukul 14.00, Iswahyudi tak buru-buru ke rumah Armen—panggilan akrab Iswahyudi kepada Arminsyah. Ia malah menuju rumah koleganya, Tomi Hadi, yang berada di kompleks yang sama dengan Arminsyah untuk kongko sebentar. Di sana, ia malah diberi tahu Rico, menantu Tomi, bahwa Armen dan Tomi sedang menjajal mobil di jalan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mereka punya rencana besar pada hari itu. Ketiganya adalah pencinta otomotif dan kolektor beragam mobil. Siang itu, Iswahyudi berencana membicarakan rencana Arminsyah yang ingin menghidupkan lagi mobil Mercedes-Benz S-Class buatan 1964. Mobil lawas ini dikenal dengan sebutan Mercy Batman.

Namun rencana itu ambyar. Sekitar setengah jam setelah tiba di rumah Tomi, ia menerima kabar buruk. “Ada teman mengabarkan Bang Armen kecelakaan di ruas tol Jagorawi,” kata Yudi—panggilan akrab Iswahyudi.

Iswahyudi bergegas memacu mobilnya ke lokasi kecelakaan. Ia mengajak Rico dan dua orang lain. Salah satunya ajudan Arminsyah. Mereka menggunakan dua mobil. Setengah jam kemudian, Yudi dan mobil lain tiba di lokasi.

Mobil Nissan Skyline GT-R V6 AT berkelir putih yang dikendarai Arminsyah menubruk pembatas jalan tol Jagorawi Kilometer 13 arah Jakarta. Mobil seharga setidaknya Rp 1,6 miliar itu terbakar hebat. Yudi melihat bodi mobil itu mulai menghitam karena hangus terbakar.

Mereka sempat berusaha memadamkan api yang berkobar dari dalam mobil. Bersama petugas Jasa Marga dan polisi, Iswahyudi sampai menyetop mobil tangki air yang tengah melintas. Tapi usaha menolong Arminsyah itu tak berhasil.

Arminsyah meninggal di lokasi kejadian. Menurut salah seorang saksi, tubuh Arminsyah terjepit di dalam mobil yang terbakar. Pria 59 tahun itu tak sendirian di belakang dasbor. Seorang penumpang pria bernama Edward menemaninya menyetir.

Edward selamat, tapi terluka cukup parah. Petugas membawa Edward ke Rumah Sakit Harapan Bunda, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Kepada Tempo, pihak rumah sakit enggan membuka identitas dan kondisi Edward dengan alasan menjaga kerahasiaan pasien. Adapun petugas membawa jenazah Arminsyah ke Rumah Sakit Bhayangkara Raden Said Sukanto alias RS Polri di Kramat Jati, Jakarta Timur.

Seusai kecelakaan itu, rencana Arminsyah merombak mobil Mercedes lawas dan merayakan pensiunnya pada Mei mendatang menjadi buyar.

• • •

JELAGA menempel di pembatas jalan tol Jagorawi Kilometer 13 arah Jakarta, Selasa, 7 April lalu. Di bawahnya, bekas lelehan aspal masih terlihat jelas. Polisi menyemprotkan cat putih di atas aspal itu. Ini penanda yang dibuat polisi saat menyelidiki kecelakaan Arminsyah.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan peristiwa tersebut merupakan kecelakaan tunggal. Mobil yang dikendarai Arminsyah menubruk pembatas jalan sekitar pukul 14.30 pada Sabtu, 4 April 2020.

Kecepatan maksimal kendaraan di jalan tol Jagorawi adalah 100 kilometer per jam. Polisi menduga Arminsyah memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi saat berada di jalan tol Jagorawi. “Korban dipastikan meninggal di tempat,” ujar Yusri.

Hari malang itu sebenarnya dimulai dengan momen yang indah bagi Arminsyah. Pagi sebelum kecelakaan, dia merayakan hari ulang tahun pernikahan bersama istrinya, Wilza Yulita. Perayaan itu berlangsung sederhana.

Keduanya merayakan hari jadi pernikahan tersebut di rumah mereka di Tanjung Mas Raya. Mereka menghidangkan nasi tumpeng dan kudapan kue cokelat. Selembar foto yang menggambarkan momen ketika Arminsyah menyuapkan nasi kuning kepada Wilza beredar di antara teman-teman Arminsyah.

Menjelang siang, Arminsyah mendatangi rumah tetangganya, Tomi Hadi, seorang pengusaha. Rumah Tomi menjadi markas bagi anggota komunitas otomotif Gazpoll Racing Team. Arminsyah adalah pembina komunitas itu.

Rumah Tomi cukup luas. Ada belasan mobil dan sepeda motor terparkir di sana. Menurut Iswahyudi berdasarkan cerita dari orang di rumah Tomi, Arminsyah dan Tomi membicarakan soal mobil sebelum keluar untuk menjajal Nissan GT-R. Setiap kali bertemu, kata Iswahyudi, topik otomotif selalu mengapung di antara anggota komunitas.

Saat berada di sana, Arminsyah mengirimkan video kepada Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Achsanul Qosasi lewat aplikasi pesan WhatsApp. Arminsyah mengirimkan video berdurasi 26 detik itu pukul 13.53 WIB.

Video itu menunjukkan koleksi mobil Volkswagen Beetle dan Combi aneka warna. Ada juga sejumlah sepeda motor Vespa. “Mendapat kiriman video itu, saya hanya membalas dengan ikon jempol,” ucap Achsanul kepada Tempo. Itu momen terakhir yang divideokan Arminsyah.

Achsanul mengatakan Arminsyah memang menggandrungi mobil. Arminsyah, kata dia, mengoleksi mobil VW dan sejumlah mobil klasik. Ia mendapatkan cerita itu dari Arminsyah ketika sang jaksa mengunjungi kantornya sekitar sebulan lalu. “Kebetulan saya juga hobi mengoleksi miniatur mobil VW Beetle,” ujarnya.

Wakil Jaksa Agung Arminsyah saat jadi pembalap./dok. Gazpoll Racing Team

Piping, manajer Gazpoll Racing Team, membenarkan bahwa video itu diambil pada hari kecelakaan Arminsyah. Ia mengatakan mobil-mobil yang terlihat di video merupakan koleksi beberapa anggota komunitas Gazpoll, bukan milik Arminsyah seorang.

Mereka menitipkan mobilnya di rumah Tomi Hadi, pendiri komunitas tersebut. Piping ikut menitipkan mobilnya di sana. “Mobil berwarna kuning di video itu punya saya,” katanya.

Menurut Piping, Gazpoll memiliki garasi dan pul mobil di Jalan Tamara, Tanjung Mas Raya. Lokasi garasi dan pul berbeda tempat. Garasi hanya untuk menyimpan mobil lawas koleksi para anggota. Sementara itu, pul menjadi tempat penyimpanan mobil-mobil balap atau off-road, yang juga punya anggota. “Lumayan, bisa nitip mobil gratis,” ujarnya.

Selain mengoleksi mobil jenis VW, Arminsyah mengoleksi berbagai tipe mobil Mercedes. Di antaranya, Mercedes Ponton buatan 1958, Mercy “Barong” 116, Mercy “Kebo” 108, dan Mercy “Tiger”. Ini jenis Mercy yang mulai jarang terlihat di jalan raya. Di pasar, “bangkai” mobil-mobil tersebut masih berharga di atas Rp 200 juta.

Mobil-mobil tersebut tak tercantum dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara milik Arminsyah. Kepada Komisi Pemberantasan Korupsi, Arminsyah mengirimkan dua laporan kekayaan. Pertama ketika ia menjabat Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus pada 2010. Saat itu, jumlah hartanya mencapai Rp 3 miliar.

Ia membuat laporan kedua ketika menjabat Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur pada 2014. Hartanya berjumlah Rp 4 miliar. Dalam laporan itu, Arminsyah melaporkan mobil Toyota Innova, Altis, Corolla, Land Cruiser, dan Jeep buatan tahun 1986. “Maaf, saya tidak tahu soal koleksi mobil-mobil beliau,” tutur Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Hari Setiyono.

• • •

KARANGAN bunga berisi ucapan duka memenuhi jalan menuju rumah Arminsyah di Tanjung Mas Raya pada Ahad, 5 April lalu. Pelayat tampak berkumpul di rumah Arminsyah. Sebagian dari mereka adalah anggota komunitas Gazpoll Racing Team.

Gazpoll merupakan wadah bagi para penggemar mobil. Sejak dirintis pada 2008, Gazpoll memayungi tiga komunitas otomotif, yaitu Old School, Mercedes One Make Race (MOMR), dan Japanese Super Touring (JST).

Old School beranggotakan para penggemar mobil balap retro. MOMR berisi para kolektor mobil Mercedes. Adapun JST merupakan komunitas penghobi mobil pabrikan Jepang masa kini.

Arminsyah juga menyukai balap mobil. Ia pernah menyulap Toyota Corolla DX 1982 menjadi mobil balap. Mobil ini sempat menjajal sejumlah kompetisi balapan.

Menurut General Manager Sirkuit Sentul Lola Moenek, Arminsyah mengurangi hobinya sejak 2013. Sebelumnya, ia sering menggunakan Sirkuit Sentul di Bogor, Jawa Barat, untuk menguji kecepatan mobilnya. “Belakangan, ia hanya sesekali turun ke sirkuit,” katanya.

Ketua Mercedes One Make Race Iswahyudi mengatakan Arminsyah membantu Tomi Hadi mendirikan Gazpoll Racing Team. Keduanya sudah lama berteman. Mereka kerap saling meminjam mobil koleksi masing-masing.

Gundam Jalanan/Tempo

Menurut Iswahyudi, Arminsyah meminjam mobil Nissan Skyline GT-R V6 AT milik Tomi pada hari nahas itu. Ia mendatangi rumah Tomi menjelang siang, setelah merayakan hari pernikahan. Kepada Tomi, Arminsyah mengatakan ingin menjajal kecepatan mobil itu di jalan tol. Nissan GT-R dikenal memiliki dapur pacu yang mumpuni untuk dikebut. “Beliau mengajak Edward dan Sapta, yang kebetulan berada di rumah Tomi,” ucap Iswahyudi, yang mengaku tak mengenal Edward dan Sapta.

Arminsyah mengendarai Nissan bersama Edward. Tomi bersama Sapta mengendarai mobil Mercy. Menurut Yudi, mobil tersebut masuk melalui gerbang tol Lenteng Agung 1, lalu berpindah jalur menuju jalan tol Jagorawi. Kedua mobil itu keluar di gerbang tol Cimanggis, lalu masuk lagi ke jalan tol Jagorawi menuju Jakarta. “Setelah itu, terjadilah kecelakaan tersebut,” ujarnya.

Iswahyudi mengatakan Tomi membeli mobil Nissan Skyline GT-R itu dari seorang pengusaha bernama Fery. Ia tak mengetahui siapa pemilik mobil itu sebelumnya.

Dari dokumen yang diperoleh Tempo, pelat nomor mobil Nissan Skyline itu tercatat atas nama Depaf Reguna Tarigan. Ia anak seorang pengusaha tambang. Tempo menyambangi kediaman Depaf di Jalan Taman Wijaya Kusuma, Cilandak, Jakarta Selatan.

Depaf enggan menerima Tempo dan menolak diwawancarai. “Bapak tidak tahu-menahu soal itu,” kata salah seorang anggota satuan pengamanan.

RIKY FERDIANTO, LINDA TRIANITA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Riky Ferdianto

Riky Ferdianto

Alumni Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. Memulai karier jurnalistik di Tempo pada 2006. Banyak meliput isu hukum, politik, dan kriminalitas. Aktif di Aliansi Jurnalis Independen.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus