Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Dari Lokasi Video Viral Brimob Brutal: Semua Mendengar Tapi ...

Beberapa warga Kampung Bali mengungkap suasana mencekam ketika aparat Brimob berdatangan. Suara pemukulan dan jerit minta ampun terdengar.

26 Mei 2019 | 15.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tersangka kerusuhan 22 Mei yang ditangkap di Masjid Al Huda, Tanah Abang, Jakarta Pusat di Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta, Sabtu, 25 Mei 2019. TEMPO/M Rosseno Aji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Warga di sekitar Masjid Al Huda, Kampung Bali, Tanah Abang, mengungkapkan situasi mencekam yang terjadi pada Kamis pagi 23 Mei 2019. Saat itu sejumlah anggota Brimob masuk menyisir setiap sudut dan gang kampung, memburu massa yang membuat kerusuhan pada malam sebelumnya, buntut demonstrasi di Bawaslu tak jauh dari kampung tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seorang warga yang hanya mengizinkan inisial namanya, M, diberitakan, memberi kesaksian. Saat itu sekitar Pukul 6 pagi dan M hanya berani mengintip dari jendela rumahnya. Dia lalu mendengar teriak dari arah belakang rumah. “Terdengar teriakan ampun, ampun,” katanya ketika ditemui, Sabtu 25 Mei 2019.

Rumah sekaligus tempat usaha M bersebelahan dengan lokasi asal video viral berisi pengeroyokan aparat terhadap seorang pemuda. Belakangan polisi menyatakan pemuda itu sebagai Andri Bibir, 31 tahun, dan kini menahannya di Polda Metro Jaya atas sangkaan memberi batu-batu dan air untuk massa perusuh.

Menurut M, sejumlah warga tetangganya sudah memberi tahu anggota Brimob bahwa sebagian yang ditangkap dipastikan adalah warga setempat, bukan massa perusuh. “Tapi tidak didengar dan tetap ditangkap,” ujarnya.

Seorang pengurus Masjid Al Huda Kampung Bali mengungkap yang sama bahwa mereka yang ditangkap tidak terlibat dalam kerusuhan. Dia mengaku terkejut saat mendengar satu di antaranya bahkan ditetapkan sebagai tersangka yakni Andri Bibir atau yang dikenal di lingkungan itu sebagai Andre atau Bibir.

Dia menuturkan, demonstrasi di Bawaslu Rabu 22 Mei, Smart Service Parking di masjid itu menutup gerbang dan steril dari orang masuk. Pengelola memutuskan menutupnya setelah melihat demonstrasi sehari sebelumnya berbuntut kerusuhan.

Setelah kerusuhan benar pecah lagi, pada Kamis paginya anggota Brimob meminta masuk ke dalam lahan parkir itu. Mereka menyisir dan menangkap Andre dan tiga pemuda lainnya (Markus, Lubis, Jurianto) dari area itu. “Saya dengar digebuki. Tapi tidak berani keluar dari masjid," katanya.

Hasil foto Tempo di lokasi (kiri) dengan tangkapan layar dari video viral yang beredar (kanan) pada detik ke 00:32 dan 00:39 menunjukkan beberapa kesamaan:

Dia mengaku ragu dengan sangkaan polisi atas Andri berdasarkan kronologis penutupan areal parkir yang diungkapkannya. “Sebab setahu saya mereka terus ada di dalam lahan parkir dan parkir steril karena gerbang ditutup sejak 22 Mei," kata dia. 

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo secara terpisah menjelaskan Andri menjadi tersangka bersama sembilan orang lainnya. Mereka disebutkannya Mulyadi yang berperan menyerang polisi dan Andi yang berperan membawa air minum. Selain itu, delapan orang lainnya berperan melempar batu dan molotov kepada aparat yakni, Arya, Asep, Masruki, Abriansyah, M Yusuf, Julianto, Syaffudin dan Markus.

Terkait dugaan tindak kekerasan yang dilakukan anggota Brimob terhadap Andri, Dedi mengatakan Divisi Profesi dan Pengamanan akan melakukan sidang disiplin. "Kalau misalnya terbukti maka akan ditindak sesuai prosedur yang ada di Propam, bisa tindakan disiplin, bisa kode etik profesi maupun bisa pelanggaran pidana lainnya," kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus