Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TIGA banner berdiri tegak menyambut sesaat setelah pintu lift di gedung Menara Salemba itu terbuka di lantai 5. Isinya: promosi biro umrah PT Arminareka Perdana. Jumat pekan lalu itu, sejumlah orang terlihat antre menunggu dilayani. "Ini memang lagi penuh karena Jumat kan biasanya hari pendek," ujar Bram, salah seorang anggota staf Arminareka, kepada Tempo.
Arminareka merupakan salah satu perusahaan umrah yang tengah naik daun. Menurut Bram, per hari perusahaan yang berdiri sejak 1990 ini bisa melayani puluhan calon anggota jemaah umrah, baik yang sekadar bertanya-tanya maupun yang sudah menjadi jemaah Arminareka. Pengalaman sebagai biro perjalanan umrah dan haji plus selama 24 tahun memang menjadi salah satu modal perusahaan yang didirikan H Gurill dan Corry Mundzakkar ini.
Kepala Humas Arminareka Agus Santoso mengatakan pertumbuhan jemaah umrah tiap tahun terus meningkat. Arminareka saja per bulan, kata dia, sanggup "menerbangkan" 3.000-8.000 orang. Tahun lalu perusahaannya, Agus menambahkan, bahkan mampu memberangkatkan hingga 24.700 orang. Omzet perusahaan ini mencapai Rp 550-600 miliar per tahun.
Besarnya jemaah Arminareka tak terlepas dari sistem multilevel marketing (MLM) yang mereka luncurkan. Awalnya Arminareka hanya biro perjalanan umrah dan haji konvensional seperti biro lain pada umumnya. Pada 1998, mereka mulai mencoba menerapkan sistem MLM.
Sistem multilevel marketing, menurut Agus, tercetus dari tingginya biaya umrah yang membuat banyak kalangan masyarakat tak mampu menjangkaunya. Dengan biaya minimal US$ 2.175 (sekitar Rp 25 juta) yang dipatok Arminareka, ongkos ini hanya mampu dijangkau mereka yang berkocek tebal. "Kami lalu berpikir bagaimana caranya orang berangkat umrah tanpa terhalang kendala biaya," ujarnya.
Sistem MLM Arminareka, kata Agus, juga untuk mengurangi biaya marketing dan iklan yang selama ini dirasakan cukup besar. Sebagai gantinya, Arminareka menggaet seseorang untuk menjadi agen pemasaran mereka.
Caranya gampang. Cukup membayar Rp 3,5 juta, seorang anggota jemaah akan mendapat hak menjual produk perjalanan umrah. Uang Rp 3,5 juta itu juga merupakan biaya panjar bila sang agen ingin menjalankan ibadah umrah.
Dari Rp 3,5 juta, sang agen nanti akan mendapat keuntungan Rp 1,5 juta jika berhasil mengajak orang lain beribadah umrah melalui Arminareka. Lalu mereka juga akan mendapat bonus Rp 500 ribu jika berhasil menggaet dua orang. Selain itu, ada bonus pembinaan-demikian namanya-sebesar Rp 1 juta jika orang yang diajak itu berhasil menggaet orang lain lagi.
Nah, agar seorang agen bisa mendapat umrah gratis, kata Agus, dia harus merekrut setidaknya 11 orang. "Cukup membayar Rp 3,5 juta, kemudian mengajak orang untuk umrah sebanyak 11 orang seharga Rp 25 juta, ia bisa mendapat umrah gratis," ujarnya.
Tak hanya mendapat umrah gratis, jemaah Arminareka yang sudah berangkat pun bisa meneruskan usaha sebagai agen marketing sepulang dari Tanah Suci. "Kalau mereka tidak mau meneruskan marketing-nya juga tidak apa-apa," katanya.
Bisa jadi, lantaran tergiur iming-iming bonus itu, kini banyak agen Arminareka muncul, beriklan di media. Semua menjual kehebatan Arminareka dan sukses mereka-dalam soal materi-lantaran menjadi agen perusahaan itu. Belakangan, muncul kasus yang menyebutkan Arminareka melakukan penipuan. Ada yang sudah membayar tapi tak juga diberangkatkan.
Agus berkukuh hal itu bukan ulah perusahaannya. "Banyak pihak yang mengatasnamakan Arminareka menipu masyarakat," ujarnya. Mereka, kata dia, mengiming-imingi calon korban dengan janji cukup membayar Rp 3,5 juta bisa menunaikan umrah. "Kalau di Arminareka mau berangkat umrah pilihannya dua: bayar cash atau menjual produk umrah kami sehingga mereka mendapat keuntungan yang bisa digunakan untuk umrah," ucapnya.
Perkembangan sistem multilevel marketing dalam bisnis pemberangkatan umrah memang pesat dua tahun belakangan. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Anggito Abimanyu mengatakan perkembangan ini dipicu oleh pertumbuhan peminat umrah yang terus meroket tiap tahun. Menurut data Kementerian Agama, jemaah umrah yang diberangkatkan tahun lalu saja mencapai 750 ribu orang. Padahal tahun-tahun sebelumnya hanya 150-200 ribu orang. "Tahun ini kami perkirakan angkanya mencapai satu juta orang," ujarnya.
Tingginya minat terhadap umrah, menurut Anggito, selain karena tradisi keislaman masyarakat Indonesia yang kuat, didorong ketidaksabaran terhadap lamanya antrean berangkat haji. Kuatnya permintaan inilah yang kemudian mendorong maraknya biro perjalanan umrah. Biro yang terdaftar tercatat sebanyak 570 perusahaan.
Untuk menjadi penyelenggara umrah sebenarnya bukan perkara mudah. Sebelum mendapatkan izin dari Kementerian Agama, sebuah perusahaan harus menjadi agen wisata umum lebih dulu minimal dua tahun. Setelah itu, mereka harus memiliki rekomendasi dari Kantor Wilayah Kementerian Agama dan dinas pariwisata setempat. Di luar itu, mereka wajib menyetor jaminan Rp 100 juta berupa bank guarantee ke Kementerian Agama.
Kendati sudah mengantongi itu semua, bukan berarti perusahaan penyelenggara umrah atawa haji bisa begitu saja memberangkatkan jemaah. Itu lantaran pengurusan visa ke Arab Saudi tak seperti pengurusan ke negara lain, yakni cukup mengajukan ke kedutaan besarnya di Indonesia. Pengurusan visa ke Arab Saudi hanya melalui perusahaan yang sudah mendapatkan izin dari pemerintah Saudi dan Indonesia. Jumlah perusahaan provider visa ini, menurut Anggito, kini 108.
Menurut Anggito, selain sistem multilevel marketing, saat ini banyak muncul penyelenggara haji yang bersifat perorangan. Mereka bekerja sama dengan penyelenggara haji resmi mengajukan visa ke perusahaan provider. Cara ini, kata dia, ilegal. "Saat kami sidak di Cengkareng beberapa waktu lalu, banyak yang seperti ini," ujar Anggito.
Kepada Tempo, anggota staf di perusahaan penyelenggara umrah yang sudah berbelas tahun terjun di bisnis ini menyatakan, sebuah perusahaan umrah seperti perusahaan miliknya bisa meraup keuntungan US$ 200 (sekitar Rp 2,3 juta) per anggota jemaah dengan biaya umrah US$ 2.000. Syaratnya, kata dia, tidak ada kejadian di luar perkiraan, seperti nilai tukar dolar berubah atau pesawat yang tiba-tiba keberangkatannya dibatalkan.
Angka US$ 200 itu, menurut sumber ini, didapat dari potongan harga tiket dan hotel. Pemilihan maskapai penerbangan, menurut dia, salah satu yang sangat menentukan besarnya keuntungan. Untuk mendapatkan margin untung besar, penyelenggara umrah atau haji akan memilih maskapai dengan rute penerbangan yang tak langsung menuju Jeddah, Arab Saudi. Soalnya, perbedaan harga tiketnya lumayan, mencapai US$ 50-an per tiket. "Misalnya dengan memakai Business Air yang harus ke Bangkok dulu atau Air India yang banyak transitnya," ujarnya.
Berdasarkan hitung-hitungan semacam itu, dengan pemberangkatan minimal satu kelompok terbang 40-50 anggota jemaah, sebuah perusahaan bisa mendapat untung hingga US$ 10 ribu (sekitar Rp 115 juta). Dan, dalam sebulan, sebuah perusahaan penyelenggara umrah "kelas" kecil, menurut sumber itu, bisa memberangkatkan dua-tiga kelompok terbang. "Jadi, sebulan mereka meraup untung bersih sekitar Rp 300 juta," katanya.
Besarnya margin keuntungan ini dibenarkan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Umrah dan Haji Indonesia Baluki Ahmad. Menurut dia, untuk paket umrah seharga US$ 1.850 per orang-harga perkiraan terendah biaya umrah-sebuah penyelenggara umrah mengantongi minimal US$ 50 (sekitar Rp 550 ribu).
Menurut Baluki, dibanding sepuluh tahun lalu, keuntungan yang diraup sejumlah perusahaan penyelenggara umrah kini tergolong kecil. Dulu dari setiap anggota jemaah bisa dipetik keuntungan hingga US$ 300 (sekitar Rp 3,4 juta). "Itu karena dulu perusahaan penyelenggara umrah cuma 15," ujarnya. "Sekarang banyak sekali."
Kendati fulus yang diraup "hanya" Rp 3 jutaan per orang, misalnya, jika yang dikirim per tahun mencapai ribuan orang, tetap saja keuntungan yang didapat sangat menggiurkan. Maka tak perlu heran jika kini banyak orang terjun ke bisnis "mengantar ke rumah Tuhan" ini.
Febriyan
Syarat Biro Umrah
1. Berstatus badan usaha terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
2. Berpengalaman sebagai biro jasa perjalanan umum selama dua tahun--terdaftar di Kementerian Pariwisata.
3. Mendaftarkan diri sebagai biro penyelenggara umrah, dengan rekomendasi dari asosiasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama, dan Kementerian Pariwisata.
4. Mendapat izin sebagai penyelenggara umrah--tercatat di Kementerian Agama.
5. Menyimpan uang jaminan Rp 150 juta di Kementerian Agama.
Teliti Sebelum Tertipu
Banyak modus dipakai biro perjalanan dalam menipu dan menelantarkan jemaah umrah. Agar tak jadi korban iming-iming, calon anggota jemaah perlu memeriksa ulang detail paket yang ditawarkan.
Kewajaran Biaya
Komponen Biaya
Pesawat pergi-pulang
Rp 11-17 juta (kelas ekonomi)
Penginapan
- Hotel bintang tiga di Madinah: Rp 600-800 ribu per malam (34 orang per kamar)
- Hotel bintang tiga di Mekah: Rp 700 ribu-Rp 1,5 juta per malam (34 orang per kamar)
Biaya visa
US$ 65-100 (Rp 747 ribu-Rp 1,1 juta)
Biaya sekali makan
Rp 35-50 ribu
Transportasi lokal (Madinah, Mekah, Jeddah)
Tergantung jarak tempuh dan jenis kendaraan yang dipakai
Biaya fiskal
Rp 750 ribu (bila memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak) dan Rp 3,1 juta (tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak)
Manasik haji
Sekitar Rp 2 juta per orang
Muthawif/pemandu selama di Arab Saudi Bervariasi, tergantung biro perjalanan
Bus penjemputan selama di Arab
Bervariasi, tergantung jenis bus yang digunakan
Biaya administrasi biro perjalanan
Rp 500 ribu-Rp 1 juta
Penipuan Sepanjang Jalan (2012-2014)
Jemaah Gagal Berangkat
2012
Biro: Aman Tour & Travel
Wonosobo, Jawa Tengah
Biro: Calo Perorangan
Batam, Kepulauan Riau
2014
Biro: Travel Karya Abadi
Gowa dan Bone, Sulawesi Selatan
Penelantaran Jemaah
2013
Biro: PT Padang Arafah, Surabaya
Biro: PT Gema Arofah, Jakarta
Biro: PT Nuansa Inti Semesta, Jakarta
Biro: PT Khalifah Sultan Tour
2014
Biro: Aman Tour & Travel, Semarang
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo